Ekonomi Sulit, Jumlah Warga yang Berkurban Tahun Ini Berkurang
Penulis: Jamaluddin Idris
LHOKSUKON - Sepekan menjelang hari raya Idul Adha 1438 Hijriah, harga hewan kurban di Kabupaten Aceh Utara mulai menunjukkan kenaikan signifikan. Namun karena kondisi ekonomi warga pun sedang sulit, jumlah penyumbang hewan kurban menurun tahun ini.
Berkurangnya jumlah warga penyumbang hewan kurban ini mulai terlihat di tingkat desa, bahkan hampir seluruh di kabupaten itu. Seperti di Kecamatan Tanah Jambo Aye dan Lhoksukon.
"Penyumbang hewan kurban berkurang karena karena faktor ekonomi, lalu dipicu kenaikan harga hewan kurban. Buktinya, seperti saat ini sepekan menjelang Idul Adha, hewan kurban di tingkat desa sangat minim," kata salah seorang warga Kecamatan Tanah Jambo Aye, Ridwan, Rabu (23/8/2017).
Ridwan mencontohkan seperti di daerahnya Pantonlabu, jumlah hewan kurban yang sudah tersumbang saat ini baru 6 ekor sapi. Padahal pada Idul Adha tahun sebelumnya biasanya mencapai 10 ekor sapi.
"Sekarang baru 6 ekor sapi. Biasanya ya kalau sepekan atau dua pekan menjelang lebaran Idul Adha sudah ada 9 atau 10 ekor sapi. Namun begitulah ya kalau ekonomi masyarakat sedang merosot," kata Ridwan kepada GoAceh.
Hal senada disampaikan Kaur Umum Gampong Sama Kurok, kecamatan setempat. Jumlah hewan kurban terkumpul di desanya juga mengalami penurunan dibandingkan dengan lebaran Idul Adha tahun lalu.
"Biasanya dua pekan jelang Idul Adha penyumbang sudah mendatangi panitia kurban. Seperti di kampung saya baru ada 4 ekor sapi, biasanya saat-saat seperti ini sudah ada 15 ekor sapi. Satu sapi kongsi 7 orang," kata Abdul Rafar.
Contoh lain, sebut dia, seperti jumlah hewan kurban untuk masjid Raya Pase Pantonlabu. "Untuk masjid itu baru ada 14 ekor sapi, biasanya sudah 25 ekor lebih. Sedangkan bantuan dari pemerintah kabupaten cuma 1 ekor. Untuk Kecamatan Lhoksukon juga seperti itu kabarnya, bahkan hampir semua kecamatan," kata Abdul Rafar.
Kategori | : | Ekonomi |