Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
15 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
15 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
3
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
13 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
4
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
15 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
15 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
11 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Perang Lawan Narkoba Cuma Jargon Kepala Daerah

Perang Lawan Narkoba Cuma Jargon Kepala Daerah
Sabtu, 26 Agustus 2017 15:04 WIB

MEDAN-Kepala Daerah haruslah menjadi motor penggerak dalam perang melawan narkoba. Semua pihak harus memahami bahwa narkoba adalah proyek melemahkan anak bangsa, karenanya perlu penanganan komprehensif dan bukan hanya lips service.

Ketua DPW Partai Berkarya Sumut Rajamin Sirait mengungkapkan, selama ini para kepala daerah hanya menjual jargon perang melawan narkoba, sekadar seremoni tanpa ada terobosan serius melawan kejahatan narkoba yang kian menggurita.

"Kita melihat belum ada pemimpin yang serius menangani narkoba, hanya seremoni. Sebenarnya kita menantang kepala daerah yang berani, dia pemegang komando, punya uang, proyek, menjadi motor penggerak dalam perang melawan narkoba," kata Rajamin, di Medan, Jumat (25/8/2017).

Menurutnya, peran kunci yang bisa dijalankan oleh kepala daerah adalah dengan dukungan penuh kepada aparat penegak hukum dalam menegakkan hukum. Lalu menjadi pemimpin dan membersihkan lembaga negara dari kejahatan narkoba. Karena apabila aparat berwenang terlibat narkoba akan mempersulit pemberantasan.

Pengusaha sukses dengan bendera Miduk Arta ini mengatakan, maraknya narkoba saat ini yang menyasar seluruh lapisan masyarakat menggambarkan bahwa maraknya narkoba adalah proyek melemahkan anak bangsa, menghilangkan generasi produktif yang dibutuhkan bangsa dan negara.

Karenanya, pemerintah dan masyarakat punya peran yang sama besarnya dalam upaya pemberantasan dan menyadari hal ini.

Penanganan masalah narkoba harus lah komperhensif tidak bisa parsial. Selain diperlukan tindakan tegas penegak hukum dengan menembak mati para bandar, juga diperlukan upaya-upaya pencegahan misalnya dengan memperketat pintu masuk serta mengajak orang terdekat untuk menjauhi narkoba. Tingginya peredaran narkoba juga dipengaruhi oleh tingginya permintaan.

"Banyak negara yang tidak suka bangsa ini besar, ini yang perlu disadari anak bangsa ini. Narkoba dan teroris ini proyek melemahkan, proyek menghilangkan generasi penerus. Negara tidak boleh kalah melawan bandar," sebutnya.

Ia kemudian mencontohkan apa yang dilakukan Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang sering dikecam melanggar HAM.

"Orang menyebut pelanggaran HAM karena menembak mati bandar. Sementara satu bandar itu bisa menyebabkan seribu orang mati, hidupnya hancur, coba bayangkan," timpalnya.

Jajaran Polda Sumut di bawah kepemimpinan Kapolda Irjen Paulus Waterpauw sedikitnya telah menembak mati 6 bandar narkoba dengan barang bukti kiloan sabu. Teranyar, beberapa hari lalu dua Kg sabu disita dari seorang bandar jaringan Aceh-Malaysia yang ditembak mati di Jalan Sunggal, Medan.

Editor:Wen
Sumber:medanbisnis
Kategori:Sumatera Utara, Pemerintahan, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/