Tak Bisa Menahan Nafsu, Pria Ini Tega "Gituin" Anak Tetangganya yang Masih Duduk di Kelas II SD
Penulis: Muslikhin Effendy
Hal ini diutarakan oleh ayah korban, CU saat memberikan laporan ke Polres Singkawang, Jumat (8/9/2017).
"Pelaku pencabulan diduga tetangga sekaligus teman saya bernama, CA berusia 40 tahun. Saya tidak menyangka, bisa-bisanya anak saya diperlakukan seperti itu, tentu saya selaku orangtua sangat marah," ujarnya.
Menurutnya kejadian diperkirakan terjadi pukul 10.45 saat anaknya tersebut pulang sekolah. Menurutnya anaknya tersebut diturunkan pelaku dipersimpangan jalan.
"Dia ini anak keempat dari lima bersaudara, kira-kira kejadiannya sekitar pukul 10.45 WIB," katanya.
Ia mengaku kaget saat mengetahui anaknya pulang dengan kondisi menangis.
"Ditanya sama istri kenapa menangis, lalu anak saya diam, berulang kali ditanya kamu nangis karena jatuh ya, Anak saya masih diam. Saya kemudian dengan nada mengancam baru anak saya mengaku bahwa kemaluannya sakit," ungkapnya.
Mengetahui hal tersebut ia dan istrinya mengecek celana dalam milik anaknya, dan ditemukan ada bercak darah di celana tersebut.
"Anak saya mengaku ia “dikerjai” oleh CA yang diduga pelaku pencabulan tersebut," lanjutnya.
Atas kejadian ini, CU memanggil Ketua RT setempat, tetangga dan mengumpulkan sanak saudara dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kejadian ini ke polisi. Karena dampak dari perlakuan pelaku tersebut mengakibatkan anaknya kesakitan.
"Tadi saya dan keluarga melapor sekaligus bawa anak saya dan didampingi pak Ucok (Lo Abidin anggota DPRD Singkawang). Anak saya juga sekarang jalan saja kesakitan, apalagi saat kencing anak saya pun kesakitan," tuturnya.
Ia sangat menyesalkan perbuatan CA yang diduga pelaku pencabulan tersebut. Padahal, kata dia, hubungan keduanya sebagai tetangga cukup baik, rumahnya dan rumah temannya itu kurang lebih 100 meter jaraknya.
"Kadang saya antar-jempu anak saya dan juga anaknya (anak CA), begitu juga CA, juga jika antar dan jemput anaknya biasanya sekalian anak saya juga. Karena anak saya dan anaknya satu sekolah bahkan satu bangku," ungkapnya.
Dia dan pihak keluarga meminta agar pelaku ditangkap dan dijatuhi hukuman yang berat. "Saya kasihan anak saya bisa diperlakukan seperti itu," pungkasnya. ***
Sumber | : | tribunnews.com |
Kategori | : | GoNews Group, Peristiwa, Hukum, Kalimantan Barat |