Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
17 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
17 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
17 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
17 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
17 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
17 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Padi Petani di Sei Rampah Membusuk Direndam Banjir

Padi Petani di Sei Rampah Membusuk Direndam Banjir
Padi warga busuk akibat terandam air
Selasa, 26 September 2017 13:02 WIB
Penulis: Putra

SERDANG BEDAGAI–Petani berdomisili dibeberapa Sei Rampah, Kecamatan Sei Bamban, Kecamatan Tanjung Beringin dan Kecamatan Bandar Khalifah terpaksa harus mengelus dada.

Pasalnya padi telah siap panen disapu banjir lebih dari dua pekan. Akibatnya padi belum dipanen petani sebagian besar menghitam dan tumbuh. Hal itu disebabkan air mengenangi padi telah menguning.

Salahsatu dialami warga dibeberapa desa di Kecamatan Bandar Khalifah, Sergai. Terdapat puluhan hektar pagi siap panen terendam air. Tingginya debit air membuat warga kesulitan panen.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Gapoktan Sepakat Desa Gelam Sei Serimah, Kecamatan Bandar Khalifah Williwono Harianja mengatakan, banjir terjadi di Kecamatan Bandar Khalifah dan menggenangi persawahan bukan hanya jebolnya tanggul sungai Padang. Namun air dari kiriman dari sei Bamban.

“Banjir sudah surut dipemukiman warga, namun air masih menggenangi persawahan,” terang Harianja.

Dikatakannya, petani dibeberapa desa merugi disebabkan padi telah siap panen tidak dapat diambil disebabkan tingginya debit air diareal persawahan. Selain itu tidak adanya pekerja mau memotong padi dilokasi banjir.

“Kalaupun ada para pekerja minta upah mahal karena kondisi padi hendak dipanen berada dilokasi banjir,” terangnya.

Akibatnya, kata Harianja, sebagian petani membiarkan padinya tidak dipanen, akibat terendam air, padi telah menguning berubah menjadi hitam. “Akibat banjir petani rugi akibat padi tidak dapat dipanen sesuai waktunya,” bilang Harianja.

Editor:Wen
Kategori:Sumatera Utara, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/