Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
19 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
2
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
19 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
3
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
21 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
4
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
5
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
Umum
19 jam yang lalu
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
19 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Harga Kopi di Aceh Utara belum Stabil

Harga Kopi di Aceh Utara belum Stabil
Petani kopi memperlihatkan buah kopi sebagian siap panen di Dusun Jabal Antara, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Kamis (19/10/2017). [Sarina]
Jum'at, 20 Oktober 2017 08:01 WIB
Penulis: Sarina

LHOKSUKON – Harga jual biji kopi di tingkat petani di Kabupaten Aceh Utara belum stabil sejak satu tahun terakhir. Harga kopi sebelumnya sempat dijual petani seharga Rp30 ribu per bambu kini masih di angka Rp25 ribu per bambu.

Salah seorang petani kopi di Dusun Jabal Antara, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Mukhlis (38), Kamis (19/10/2017) kepada GoAceh mengatakan, dirinya sudah bertani tanaman kopi sejak 20 tahun terakhir, luas lahan dimilikinya 2 hektare. 

“Sudah satu tahun harga buah kopi belum naik-naik. Sebelumnya tembus Rp30 ribu per bambu, kini hanya Rp25 ribu per bambu. Hal ini membuat sejumlah petani kopi harus menyeimbangkan antara modal dengan keuntungan,” katanya.

Mukhlis menambahkan, hasil panen kopi biasanya dijual ke Kabupaten Bener Meriah. Sekali panen bisa mencapai hingga 500 bambu atau setara 50 kaleng. Namun, sejauh ini kopi di Jabal Antara belum panen serentak, diperkirakan Desember mendatang baru dapat dipanen serempak. 

“Kita berharap pembukaan jalan alternatif yang tembus ke Kecamatan Nisam Antara oleh TNI dapat segera diselesaikan. Karena kalau hasil panen kita jual ke Bener Meriah terlalu jauh, dengan adanya jalan itu kita bisa jual ke Krueng Geukueh atau Lhokseumawe,” harapnya.

Editor:Kamal Usandi
Kategori:Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/