Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
13 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
13 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
3
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
11 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
4
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
13 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
13 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
9 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Penurunan Wisatawan Bukan Hanya di Sumbar dan Batam, Bahkan di Bandung Paling Buruk

Penurunan Wisatawan Bukan Hanya di Sumbar dan Batam, Bahkan di Bandung Paling Buruk
Istimewa.
Jum'at, 20 Oktober 2017 00:07 WIB
BANDUNG - Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) mencatat tingkat kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke Jawa Barat menurun. Penurunan terburuk menurut Ketua PHRI Jawa Barat Herman Muchtar dialami Bandung hingga sekitar 10 persen.

"Penurunan wisman (wisatawan mancanegara) paling besar itu adalah Bandung, Batam, Padang dan Samarinda. Secara nasional semuanya turun," kata Herman setelah melantik pengurus PHRI Cabang Kabupaten Bogor, Kamis 19 Oktober 2017 sore.

Penurunan itu diukur dari tingkat okupansi hotel selama satu tahun terakhir.

Selain itu, penurunan juga dilihat dari jumlah penerbangan pesawat luar negeri di bandara Bandung. Herman menyebutkan, jumlah penerbangan pesawat dari Malaysia dan Singapura ke Bandung juga sebaliknya menurun dari awalnya lima kali, menjadi hanya satu setengah penerbangan.

Kunjungan ke sejumlah objek wisata di Bandung juga diakui menurun hingga 60 persen.

Menurut Herman, penurunan itu akibat kurangnya inovasi dari para pengelola objek wisata dan pemerintah daerah setempat. "Bandung dan Jawa Barat dianggap tidak begitu menarik. Wisatawan yang paling banyak itu dari Malaysia. (Wisatawan) Malaysia sekarang lebih tertarik berkunjung ke Vietnam karena lebih murah," katanya.

Destinasi baru

Para wisatawan dari luar negeri disebut sudah bosan berkunjung ke kawasan wisata di Jawa Barat setelah satu atau dua kali saja. Karena itu, pemerintah diminta membuat destinasi-destinasi wisata yang baru. Herman meyakini potensi pariwisata di Jawa Barat masih banyak yang belum tergali karena kurang tertata.

Ujung-ujungnya, Herman menyalahkan anggaran sektor pariwisata di tingkat pemerintah provinsi dan daerah yang masih minim. Padahal menurut dia, anggaran sektor itu justru terus ditambah di tingkat pusat.

"Jokowi minta 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019. Bagaimana bisa tercapai kalau di kabupaten dan kota sebagai ujung tombaknya (tidak maksimal)?," katanya.

Untuk wisatawan lokal, Herman menilai penurunan kunjungan dari Jakarta ke Bandung akibat pembangunan infrastruktur di jalan tol Jakarta-Cikampek. Pekerjaan proyek tersebut menyebabkan kemacetan yang cukup parah hingga 2019 mendatang.

Kondisi kunjungan yang rendah ke Bandung diperburuk penyelenggaraan Pemilihan Umum 2018-2019. "Tapi kita harus menyiapkan diri karena setelah proyek itu selesai 2019 ditambah bandara di Majalengka. Kalau kita bisa menyiapkan dari sekarang, insya Allah (kunjungan wisata) meningkat," kata Herman.

Penurunan kunjungan wisata dari Jakarta ke Bandung menjadi peluang tersendiri bagi wilayah Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Herman menyarankan, pemerintah daerah tersebut terus meningkatkan daya tarik pariwisata wilayah masing-masing untuk menampung wisatawan asal Jakarta yang beralih dari Bandung.

Kabupaten Bogor capai target

Bupati Bogor, Nurhayanti, menyebut tingkat kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara ke daerahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari target kunjungan sebanyak 7 juta wisatawan pada 2016 lalu, ia menyakinkan realisasinya mencapai 8 juta wisatawan.

"Saat ini, sektor pariwisata masih terkonsentrasi di kawasan Puncak. Ke depannya jangan hanya di Puncak tapi ke wilayah lain di Kabupaten Bogor," kata Nurhayanti. 

Alih-alih menyanggupi permintaan Pengurus PHRI Cabang Kabupaten Bogor untuk menyediakan kantor sekretariat, bupati meminta para pengelola hotel dan restoran meningkatkan pembayaran pajak masing-masing.

Menurut Ketua PHRI Cabang Kabupaten Bogor Budi Sulistyo, para pengelola hotel dan restoran di Kabupaten Bogor sudah cukup optimal menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Ke depan, para pengurus yang baru bertekad menambah jumlah anggotanya yang saat ini baru mencapai 100 dari sekitar 300 hotel dan restoran yang ada di daerahnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:pikiran-rakyat.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/