Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
21 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
2
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
22 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
3
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
21 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
4
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
5
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
Umum
20 jam yang lalu
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
21 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Fahri Hamzah: Donald Trump Bakal Dijatuhkan oleh Kongres AS

Fahri Hamzah: Donald Trump Bakal Dijatuhkan oleh Kongres AS
Istimewa.
Kamis, 07 Desember 2017 21:07 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel diduga dalam rangka pengalihan isu.

Namun, hal itu justru mengorbankan perdamaian dunia.

Menurut Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, AS begitu sibuk dengan diri dan kepentingannya sendiri.

Apalagi kata dia, Trump sendiri tidak pernah baca sejarah dan konteks dunia.

"Menurut saya, donald trump akan dijatuhkan oleh Senat dan Kongres AS, karena penyelidikan tentang keterlibatan Rusia dalam memenangkan dia di Pilpres AS itu makin lama makin kelihatan," kata Fahri, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (7/12).

Presiden Trump, kata Fahri, mau mengalihkan isu dalam negerinya, tapi akibatnya mengorbankan apa yang sudah menjadi percakapan dunia tentang perdamaian khususnya di Palestina.

"Dimana Yerusalem adalah bagian dari negara Palestina yang sampai sekarang merdeka pun ditahan-tahan sehingga menimbulkan ketidakpastian," tegasnya.

"Pertama itu adalah bagian dari sejarah orang Palestina yang sekitar-sekitarnya sudah dirampas," tandasnya.

"Tetapi dalam semua perjanjian yang pernah ada, dalam 70 tahun ini, posisi Yerusalem tidak pernah bisa menjadi bagian dari Israel, tetapi lebih dekat menjadi bagian dari Palestina," pungkas Fahri. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/