Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
22 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
22 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
23 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
23 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
21 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
6
Timnas 3X3 Tutup Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024 dengan Petik Dua Kemenangan
Olahraga
21 jam yang lalu
Timnas 3X3 Tutup Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024 dengan Petik Dua Kemenangan
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara
Golkar dan Nasdem 'Banting Setir' Dukung Edy Rahmayadi

Tengku Erry Menuai Simpati Nitizen di Sosmed

Tengku Erry Menuai Simpati Nitizen di Sosmed
Sabtu, 06 Januari 2018 13:44 WIB

MEDAN-Petahana Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Tengku Erry Nuradi menuai simpati dari nitizen di berbagai sosial media (sosmed), Sabtu (6/1/2018) pagi, pasca kebijakan Partai Golkar dan Nasdem menarik dukungannya dari Erry kemudian mengusung Balon Edy Rahmayadi pada Jumat (5/1/2018) sore.

Salah seorang yang menyatakan simpati adalah pemilik akun Wali di laman Facebook dengan menulis “Walau sebagai Ketua DPD, tidak mempengaruhi pencalonan Pilgub”. Wali juga turut menuliskan hastag #kejampolitik, #Pilkada2018 dan #Pilgubsu.

Demikian juga pemilik akun Facebook Ivan Sugiarto. Dalam akunnya, Ivan menulis “Ikut tidak ikut, Paten ya tetap paten Bro. Yang tak paten otak kerdilmu itu”.

Bahkan pemilik akun Facebook M. Nanda Octavian mempublish foto Tengku Erry Nuradi saat berjabatan tangan dengan Edy Rahmayadi di kantor Nasdem Jakarta saat Nasdem menyerahkan SK dukungan kepada Edy Rahmayadi. Nanda juga menulis kalimat; “Salut liat ketegarannya. Sangat bangga mengenal sosokmu Pak Erry Nuradi”.

Demikian juga pemilik akun Facebook Anto yang menanggapi dengan memublish meme dengan tulisan “Kau Tak sendiri Gubernurku”.

Pemilik akun Dicky Zulkarnain selaku kader Nasdem juga ikut memberikan komentar ”Namaku Dicky Zulkarnain, Partaiku #Nasdem jujur aku bilang masih Bapak yang Paten dalam Pilkada di Sumatera Utara ini. Aku juga tidak melihat sosok seorang itu martabat punya kelakuan bermartabat, malah yang kulihat hanya sebatas kue martabak. Manis rasanya, enak dan di makan para ketua dan elite. Para ketua sudah merasakan manisnya martabak itu. Dan pada basah di siram siram dan cair cair barang tuh. Itulah kata orang di Sumut ini. Sekarang malah aku yg bertanya tanya? Apa Motivasi mereka hingga begitu kuat untuk menjadi kan Sumut ini era emas? Untuk siapa emas emas itu? Tanah di mana yg mau di garap dan di tambang lagi yang ada emas nya? Siapa yg punya banyak emas hingga bisa membeli orang yg punya emas di tugu Monas ? Yakin la Pak Erry Nuradi Terus berjuang Pak Tengku Erry Nuradi ini hanya masalah Ridho Allah saja. Dan aku masih yakin. Kalau Allah Maha Tahu akan masa depan dengan pasti. aku tetap bersama Bapak.

Sedangkan pemilik akun Panglima Talam menulis di akun Facebooknya “Ada khabar dari Istana, Paten akan ditarik jadi menteri… Betul gay a…??”.

Sedangkan pemilik akun Wahyudi Siregar memublish foto Tengku Erry Nuradi saat bertemu Edy Rahmayadi lengkap dengan kalimat simpati; “PaTen yang luar biasa. Yang berbesar hati meski diceraikan didepan selingkuhan partainya”.

Irwan Lubis Putrasangangin memublish meme dengan tulisan “Kami bersamamu.

Pemimpin Muslih yang #Didjalimi”. Irwan juga membuat tulisan pada wall Faceboknya menuliskan; “Apa karena ini dirimu selingkuh dari ku” lengkap dengan hastag #tetappaten.

Sementara pemilik aku Dedi Ardiansyah menyampaikan prediksinya di akun Facebook miliknya; “Peluang Tengku Erry lolos putaran final Pilgubsu sebenarnya bisa tetap terjaga, jika Nasdem tidak buru-buru tarik dukungan. Sebagai partai yang sejak awal mengusung, bahkan bisa dibilang, Nasdem tempat bernaungnya Erry Nuradi (Ketua DPD Nasdem Sumut), selayaknya mencari jalan keluar, bukan membiarkannya terdegradasi. Begitu pun, tak ada yang mustahal di dunia politik ini, musuh bisa jadi kawan. Demikian sebaliknya, Erry yang semula bekawan dengan (NasDem), tetiba berubah jadi lawan dalam hitungan detik”.


Erri Rahman di akun Facebooknya mencoba memberikan semangat dengan memublis status di wall-nya; “Masih Ada Kesempatan Pak Erry. Begitu mendengar Nasdem melepaskan Erri Nuradi Sebagai Balon Gubsu, Sontak masyarakat tercengang. Muncul beragam pertanyaan dan pernyataan. Kok bisa? Pak Erri kan ketua? Cemananya Partainya? Ini Partai Cari Selamat Aja? Dan banyak perbincangan lainnya. Bahkan kemudian kabar ini ternyata tidak hanya di konsumsi oleh warga di Sumut saja. Bahkan gembor sampai ibukota. Beberapa sahabatku di Jakarta bahkan meneleponku langsung untuk menanyakan hal itu. Kasihan sekali Pak Erry itu.. Kok bisa ya. Pertanyaan itu muncul berulang ulang. Kondisi ini sungguh menggugah hati”.

Dosen Sosiologi Politik Fisip Universitas Muhammdiyah Sumatera Utara (UMSU) Shohibul Anshor memberikan tanggapannya terkait Golkar dan Nasdem yang menarik dukungan dari Tengku Erry Nuradi dan berbalik mengusung Edy Rahmayadi.

“What made it so easy? How easy you conquer your enemy whitout war? Sirkus tak memperagakan srigala. Di atas pentas selalu ada singa, harimau dan gajah. Ketiganya piaraan mereka,” ujar Shohibul.

Koordinator Umum Pengembangan Basis Sosial Inisiatif dan Swadaya (nBASIS) ini juga mengatakan, kebijakan tiap Partai Politik (Parpol) di Indonesia sepenuhnya ada ditangan elit pilitik di Jakarta. Parpol di tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota adalah saluran semata yang tidak memiliki hak penuh dalam menentukan suatu kebijakan.

“Parpol adalah Jakarta atau elit Jakarta. Daerah dan cabang adalah mengejawantahan pemikiran elit Jakarta dan mereka di daerah dan cabang tidak boleh berfikir, bertindak selian yang disukai oleh elit Jakarta. Memang dalam kondisi seperti ini, rakyat tidak berhak menentukan siapa pemimpin mereka. Mereka hanya memilih figur dan pasangan yang sudah di pilih Jakarta,” tambah Shohibul.

Celakanya, sebut Shohibul, factor penentu seseorang menjadi calon usungan partai hanya dua. Pertama “How much money do you have (Red: Berapa uang Anda) dan Kedua; “How close you to Amang boru and Namboru in Jkarta (Red: Seberapa dekat Anda dengan penentu kekuasaan partai di Jakarta).

“Itulah sebabnya tidak ada atau sulit memperoleh Kepala Daerah yang menjadi idola rakyat. Jika ada pun yan diidolakan, saya yakin itu hanya karena rekayasa mainstream media. Jangan lupa, ini semua menjadi dasar bagi korupsi daerah. Lucunya KPK tak berani menohok ini,” tutup Shohibul.

Editor:Wen
Kategori:Sumatera Utara, Politik
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/