DPRK Abdya Nilai OP yang Digelar Bulog Kurang Tepat
Penulis: T Musnizar
Dengan begitu, OP tersebut tidak dapat dijangkau oleh semua masyarakat, apalagi yang tinggal jauh dari pusat Kota Blangpidie. Mereka harus mengeluarkan biaya transportasi untuk menjangkau lokasi OP itu.
"Masyarakat yang berada di luar Kecamatan Blangpidie dikhawatirkan tidak dapat menikmati OP tersebut, karena lokasinya di pusat kota Blangpidie saja,” kata anggota DPRK Abdya, Julinardi, kepada wartawan, Rabu (24/1/2018).
Lebih parah lagi, ujar Julinardi, OP yang telah berlangsung sejak 15 Januari lalu itu sampai sekarang masih banyak masyarakat tidak mengetahuinya. Ini juga menimbulkan kesan bahwa OP itu digelar secara tidak terbuka.
“Sebagian besar warga tidak tahu dimana lokasi OP, terlebih pedagang tidak memasang spanduk bertuliskan 'OP Beras ditempat yang mudah terlihat,” ujarnya lagi.
Menyangkut persoalan ini, Julinardi meminta Perum Bulog untuk mengawasi beras yang sudah ditebus pedagang untuk OP. Jika ditebus untuk OP, lanjutnya, harus diawasi, sehingga beras-beras tersebut benar-benar digunakan untuk OP yang dijual sesuai kesepatan Rp 8.300 per kilogram.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Perum Bulog Sub Divre VI Blangpidie, Elmar Findra mengatakan, OP masih terpusat di ibu kota kabupaten karena pedagang mitra Bulog yang telah memiliki rekomendasi dari Dinas Koperasi, UKM dan Perindag hanya pedagang yang ada di pusat pasar itu.
“Untuk dilaksanakan di kecamatan-kecamatan belum ada permintaan. OP dilaksanakan mitra usaha Bulog berdasarkan rekomendasi Dinas Koperasi, UKM dan Perindag,” terang Elmar.
Elmar menyebut, bila ada permintaan dari kecamatan, kemudian diberikan rekomendasi, maka pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pedagang tersebut.
"Yang jelas, mitra usaha yang dipercaya sebagai pelaksana OP beras tidak dibatasi tiga pedagang saja, bisa bertambah sesuai rekomendasi dari Dinas Koperasi, UKM dan Perindag Abdya,” tukasnya.
Editor | : | Jamaluddin Idris |
Kategori | : | Umum |