Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Terima Kedatangan Tim Red Sparks, Menpora Dito Harap Berdampak Besar untuk Voli Indonesia
Olahraga
21 jam yang lalu
Terima Kedatangan Tim Red Sparks, Menpora Dito Harap Berdampak Besar untuk Voli Indonesia
2
Gebrakan Menpora Dito Bangkitkan Industri Olahraga dan Prestasi Olahraga Bola Voli Indonesia
Olahraga
16 jam yang lalu
Gebrakan Menpora Dito Bangkitkan Industri Olahraga dan Prestasi Olahraga Bola Voli Indonesia
3
Red Sparks Incar Wilda Siti Nurfadhilah
Olahraga
17 jam yang lalu
Red Sparks Incar Wilda Siti Nurfadhilah
4
Ditanya Soal Kontrak Musim Depan, Megawati Hangestri: Masih Rahasia
Olahraga
18 jam yang lalu
Ditanya Soal Kontrak Musim Depan, Megawati Hangestri: Masih Rahasia
5
Kondisi Tukul Arwana Mulai Membaik Menuju Kesembuhan
Umum
16 jam yang lalu
Kondisi Tukul Arwana Mulai Membaik Menuju Kesembuhan
6
Film Dokumenter tentang Kisah Celine Dion Segera Tayang
Umum
15 jam yang lalu
Film Dokumenter tentang Kisah Celine Dion Segera Tayang
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Setelah Dilihat Presiden Jokowi, 150 Irigasi di Sumbar akan Diperbaiki

Setelah Dilihat Presiden Jokowi, 150 Irigasi di Sumbar akan Diperbaiki
Jokowi melihat persawahan di Sumatera Barat
Jum'at, 09 Februari 2018 21:44 WIB
PADANG - Pemerintah Jokowi-JK secara resmi memulai program Padat Karya Tunai (PKT) Tahun 2018. Salah satunya adalah Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dan 150 irigasi diantaranya akan dibangun di Sumatera Barat.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, ada 5.000 lokasi padat karya irigasi di Indonesia. Dari angka tersebut, 150 terdapat di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) dengan anggaran Rp 33 miliar.

"Sumbar ada 150 lokasi dengan anggaran Rp 33 miliar. Kemarin yang dilihat oleh Pak presiden itu di dua lokasi. Darmas Raya dan Tanah Datar," kata Menteri Basuki, di Padang, Sumatera Barat, Jumat (9/1).

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa di Tanah Datar untuk 65 hektare irigasi tersiernya diperbaiki oleh 160 an petani. Dengan lama pengerjaan sekitar 3 bulan.

"160-an petani, tukang gajinya Rp 100 ribu per hari sedangkan kenek sekitar Rp 80 ribu per hari," ujarnya.

Menteri Basuki menuturkan adanya program padat karya ini membuat para petani membangun desanya di saat tidak musim tanam. "Biasanya para petani, setelah masa tanam, pergi ke kota untuk mencari pekerjaan lain. Tapi, dengan adanya program Padat Karya ini, mereka jadi tidak perlu pergi ke mana-mana. Justru mereka membangun desanya lewat pembangunan saluran irigasi dan mendapatkan upah," terangnya

Selain program PKT P3TGAI, Kementerian PUPR juga telah memulai program PKT lainnya di antaranya operasi dan pemeliharaan (OP) irigasi, Pengembangan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW), Program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat ( Pamsimas), Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), pembangunan rumah swadaya untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), rumah khusus dan pemeliharaan rutin jalan.Tahun 2018, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran infrastruktur padat karya sebesar Rp 11,28 triliun, dengan porsi belanja upah Rp 2,4 triliun. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:merdeka.com
Kategori:Sumatera Barat, GoNews Group, Pemerintahan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/