Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
13 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
11 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
12 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
14 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
11 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
14 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Nenek Sukiyem, Hidup Sebatang Kara Digubuk Reot Tak Layak Huni

Nenek Sukiyem, Hidup Sebatang Kara Digubuk Reot Tak Layak Huni
Mahyudin saat menyambangi kediaman Nek Sukiyem).
Sabtu, 17 Februari 2018 03:09 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
KUTAI TIMUR - Sukiyem, seorang nenek miskin warga Desa Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur, harus menghabiskan masa tuanya seorang diri di gubuk reyot tak layak huni.

Nenek Sukiyem hidup sebatang kara, ia tak lagi memiliki sanak keluarga. Namun ia tetap berusaha keras untuk mendapatkan biaya hidup sehari-hari.

Mukanya yang keriput, dengan giginya yang ompong, nampak kebingungan saat Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin bersama rombongan wartawan parlemen termasuk GoNews.co, menyambangi gubuknya, Jumat (16/2/2018) sore.

"Maaf kalian siapa? Kok rame-rame pakai mobil kesini," ujar Nenek Sukiyem dengan memakai bahasa tradisional Dayak.

Wakil Ketua MPR RI Mahyudin yang didampingi Ketua DPRD Kutai Timur ini pun meminta salah satu mantan Kepala Desa untuk menjadi penerjemah. Pasalnya, sang nenek tak bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.

Pada saat menerima kunjungan rombongan Wakil Ketua MPR RI tersebut, perempuan renta itupun tanpa rasa malu dan ragu, menceritakan kehidupannya.

Nenek Sukiyem bercerita, bahwa ia sudah tak lagi memiliki suami. Sementara anak-anaknya sudah pergi merantau dan tak kunjung kembali. Ia pun bekerja seadanya demi mencukupi makan sehari.

"Terkadang juga saya dibantu masyarakat sekitar," tandasnya.

Sebenarnya kata Nenek Sukiyem, dirinya memang sudah mendapat bantuan satu unit rumah RSS dalam program "Bedah Rumah" oleh pemerintah. Namun karena tak kuat bekerja lebih keras, iapun menyewakan rumah itu untuk biaya makan sehari-hari.

"Kalau saya tempati ya saya tak bisa apa-apa. Jadi saya kontrakin Rp300 ribu untuk makan pak," ceritanya.

Iapun kadang sakit-sakitan. Karena tidak ada biaya untuk berobat, sampai beberapa kali jatuh dan terbaring lemas. Hanya bantuan tetangganya lah ia bisa bertahan hidup.

"Sehari-hari saya kadang bekerja apa saja untuk kebutuhan sehari-hari. Rumah ini juga kalau hujan bocor," katanya.

Ia mengaku, pendapatannya dalam bekerja kadang tidak mencukupi. Karena kata dia, pemasukan tak ada, tapi harga-harga sembako kian naik.

“Sekarang saya tidak sanggup kerja lain karena kondisi sudah tua. Paling kerja apa saja yang bisa saya lakukan,” katanya.

Rumah gubuk Nek Sukiyem, berukuran kurang lebih 2x4 meter itu terbuat dari dinding dinding dan bambu. Kondisi sebagian atap dan dinding telah lama rusak dan terbuka.

Akibatnya saat musim hujan, Kakek Samidan terpaksa tidur dalam keadaan basah kuyup dan kedinginan.

“Kalau hujan basah, karena atap dan dinding sudah banyak bocor, mau saya perbaiki tidak ada biaya. Saya berharap ada bantuan untuk memperbaiki rumah, karena kalau hujan basah,” harapnya.

Usai bercerita panjang lebar, dan sudah memasuki waktu salat Jumat, Mahyudin dan rombongan pun berpamita.

Selain doa dan berharap Nek Sukiyem tetap sehat dan tabah, Wakil Ketua MPR yang juga mantan Bupati Kutai Timur, memberikan bantuan uang.

"Jumlahnya tak banyak. Tapi mudah-mudahan bermanfaat dan berkah. Jaga kesehatan ya nek," ujar Mahyudin.***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/