Hingga Akhir Ramadhan 1439 H, Ribuan Jamaah Tetap Padati Masjid Abu Ad Dardak Panam Laksanakan Iktikaf
Penulis: Hasan Basril
Iktikaf adalah berdiam diri dalam masjid untuk mencari keridhaan Allah SWT dan bermuhasabah (introspeksi diri) atas perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan (wikipedia, red). Umat Islam ramai melaksanakan iktikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadahan, dengan harapan bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar, yakni malam yang pahala ibadahnya setara dengan beribadah seribu bulan (sekitar 80 tahun).
Iktikaf yang dihadiri ribuan jamaah di masjid terbesar di kawasan Panam ini sudah berlangsung sejak malam ke-21 Ramadhan 1439 H. Jamaah yang ikut tidak hanya dari Panam dan sekitarnya, tapi dari berbagai kawasan di Pekanbaru. Bahkan ada yang datang dari luar Pekanbaru.
Bagi mereka yang berasal dari luar kota atau yang tinggalnya jauh dari kawasan Panam, tidak perlu repot membawa bekal untuk sahur dari rumah atau membelinya ke luar areal masjid. Sebab, pihak masjid menyediakan makanan untuk sahur bagi mereka yang ingin ikut sahur berjamaah di masjid sangat megah tersebut.
Pantauan Goriau.com, Kamis dinihari, ribuan jamaah peserta iktikaf melakukan beragam aktivitas keagamaan. Ada yang tengah shalat sunnah, ada yang membaca Alquran, ada yang berzikir dan ada pula yang menadahkan tangan ke atas (berdoa). Namun pada bagian belakang ruang masjid, banyak pula yang tertidur pulas setelah kelelahan melaksanakan ibadah.
Peserta iktikaf tidak hanya orang dewasa, tapi juga ada ratusan anak-anak. Di lantai atas masjid, ada pula ratusan jamaah perempuan yang melaksanakan iktikaf.
Sekitar pukul 02.20 WIB, peserta iktikaf mengikuti shalat sunnah Tahajjud berjamaah sebanyak delapan rakaat. Pada delapan rakaat tersebut, imam membacakan setengah juz ayat Alquran. Kemudian ditutup dengan shalat sunnah Witir tiga rakaat. Namun tidak semua jamaah mengikuti shalat Witir, karena ada yang sudah melaksanakan Witir sebelumnya pada shalat Tarawih.
Shalat sunnah Tahajjud dan Witir tersebut berlangsung sekitar satu setengah jam. Meski waktu shalatnya agak panjang, namun jamaah terlihat mengikutinya dengan khusuk. Suasana terasa sangat khidmat ketika iman melantunkan ayat-ayat suci Alquran dengan merdu di bawah temaramnya lampu dalam masjid. Lampu tersebut memang sengaja diredupkan menjelang shalat Tahajjud dimulai, agar jamaah bisa lebih khusuk.
Setelah shalat Witir berjamaah selesai, sebagian jamaah langsung bergerak ke teras masjid untuk sahur berjamaah yang makanannya sudah dihidangkan para petugas masjid. Sementara jamaah lainnya kembali ke rumah masing-masing, juga untuk melaksanakan sahur terakhir pada Ramadhan 1439 H.***