Hidayat Nur Wahid Apresiasi Kasman Singodimedjo Dapat Gelar Pahlawan
Penulis: Azhari Nasution
"Kami apresiasi akhirnya pemerintah mengakui peran pahlawan. Dan, kami lebih mengapresiasi lagi pemberian gelar pahlawan kepada Kasman Singodimedjo sebagai tokoh penting lahirnya DPR/MPR. Jadi, ketika kami memasang pimpinan atau ketua-ketua DPR/MPR yang ada di Indonesia salah satu yang terdepan setelah Bung Karno adalah Kasman Singodimedjo," kata Hidayat Nurwahid dalam diskusi Empat Pilar MPR RI dengan tema "Memaknai Perjuangan Pahlawan Nasional" di Gedung DPR/RI Jakarta, Selasa, 13 November 2018.
Dalam diskusi yang dipandu Riza Harahap, wartawan LKBN Antara selaku moderator, kata Hidayat Nur Wahid, para pahlawan telah memberikan kepada masyarakat Indonesia sebuah pembuktian dan sekaligus hasil perjuangan yang diwariskannya.
"Mereka bisa dengan kepahlawanannya menerima keragaman sekaligus memaksimalkan potensinya. Apalagi, mereka berlatar belakang dari berbagai suku yang beragam-ragam adalah dari Sumatera dari Jawa dan Sulawesi, dari Kalimantan dan lain-lain," katanya.
"Profesi mereka juga beragam dimana ada dari partai politik dan ormas. Bahkan, partai mereka juga beragam, ada partai nasionalis religius, ada partai yang religius dan nasionalis, ada juga rekan-rekan dari wartawan, ada yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, ada yang ahli ekonomi sosial, politik dan lain sebagainya," tambahnya.
Yang lebih mengesankan lagi, kata Hidayat Nurwahid, mereka tidak kemudian jumawa dengan kekhasan masing-masing. Bahkan, mereka bisa menghadirkan sebuah musyawarah dan mufakat untuk menyepakati inilah Indonesia.
"Mereka memberikan sebuah tradisi yang luar biasa hebat, keunggulan-keunggulan yang mereka miliki. Keunggulan latar belakang profesi, organisasi dan latar belakang apa saja, tidak membuat mereka menjadi malas, tidak buat mereka menjadi menyerah dengan tekanan dari Belanda maupun Jepang, tidak buat mereka menjadi patah hati dan mudah kemudian justru mencari titik konflik dan tidak menjadi titik temu," ujarnya.
"Mereka telah memberikan kepada kita sebuah keteladanan bahwa keragaman, keunggulan profesi, tantangan yang hebat bukanlah halangan untuk membuat mereka menjadi pahlawan, termasuk dalam kaitanya dengan menyelamatkan Pancasila dan undang-undang dasar, termasuk dalam hal menyelamatkan NKRI," tambahnya lagi.
Dijelaskan Hidayat Nurwahid, sejarah perjalanan ini tidak serta merta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mulus menjadi NKRI, juga Undang- Undang Dasar 45, tidak juga tentang Pancasila. "KIta mengetahui bagaimana perjalanan itu demikian sangat dinamis, sangat menantang , bila kemudian para pahlawan bangsa ini tidak hadir dan tidak memaksimalkan potensi mereka, entah bagaimana jadinya Indonesia," tandasnya. ***
Kategori | : | GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta |