Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
18 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
12 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
6
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
12 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Anang Hermansyah Kritik Pasha Ungu yang Membuat Ide Hari Duka Musik dalam Musibah Seventeen

Anang Hermansyah Kritik Pasha Ungu yang Membuat Ide Hari Duka Musik dalam Musibah Seventeen
Anggota Komisi X DPR, Anang Hermansyah. (istimewa)
Jum'at, 04 Januari 2019 17:02 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Musibah yang menimpa Seventeen Band pada 23 Desember 2018 lalu memunculkan sejumlah ide, di antaranya mendorong peristiwa tersebut menjadi hari duka bagi musik Indonesia.

Ide tersebut muncul dari Pasha Ungu, yang kini menjadi Wakil Walikota Palu, Sulawesi Tengah.

Anggota Komisi X DPR RI Anang Hermansyah tidak sependapat dengan ide Pasha soal hari duka cita atas peristiwa yang menimpa Seventeen.

Menurut dia, dalam kapasitas sebagai Wakil Walikota, Pasha dapat membuat kebijakan yang lebih konkret terhadap musik di Indonesia. "Ide hari duka cita bagi musik Indonesia atas peristiwa yang menimpa Seventeen Band tampak populis, tapi tidak menyasar pada substansi. Mestinya Pasha dapat membuat kebijakan yang lebih konkret bagi industri musik di Palu," sebut Anang di sela-sela kunjungan di Belanda, Jumat (4/12/2018).

Suami Ashanti ini menyebutkan, semestinya Pasha dalam kapasitasnya sebagai Wakil Walikota Palu membuat kebijakan konkret dengan mmbentuk Peraturan Daerah (Perda) terkait performing right terhadap pemakaian lagu di ranah bisnis seperti rumah karoke, cafe, hotel termasuk konser musik di Kota Palu. "Misalnya ada Perda yang isinya setiap konser atau pemakaian lagu di ranah bisnis di Kota Palu wajib menyertakan surat pembayaran performing right. Itu jauh lebih bermanfaat dan bentuk penghormatan bagi pekerja seni dan musik," ujarnya.

peristiwa yang menimpa Seventen Band pada akhir Desember lalu kata dia, semestinya dapat memantik pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk membuat sistem yang ajeg terkait pelaksanaan UU No 28/2014 tentang Hak Cipta.

"Musibah yang menimpa Seventeen mestinya menjadi pemantik pemerintah untuk membuat sistem terkait performing right. Begitu semestinya cara pemerintah menghormati musibah yang menimpa Seventen Band," tambahnya.

Seperti diketahui, Tsunami Selat Sunda menelan korban ratusan jiwa, di antaranya tiga personil Seventeen Band turut serta menjadi korban. Grup band asal Yogyakarta itu tampil dalam sebuah acara di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, Sabtu (24/12/2018) pada saat kejadian tsunami Selat Sunda. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/