Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
13 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
11 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
12 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
14 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
11 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
14 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Bernilai Ekonomis, Seni Merangkai Sirih Patut Digeluti

Bernilai Ekonomis, Seni Merangkai Sirih Patut Digeluti
Minggu, 13 Januari 2019 22:07 WIB

LHOKSEUMAWE - Sirih atau daun sirih dalam bahasa Aceh disebut "ranub", sering digunakan dalam acara adat, baik ketika seorang pemuda yang hendak melamar atau meminang seorang gadis dalam masyarakat Aceh dikenal dengan "Ba ranup" juga sebagai melamar dan hantaran pengantin. Sirih dirangkai dengan berbagai macam bentuk seperti bentuk bunga, kopiah meukutop, tas dan lain-lain ini dibentuk pada bonggol  batang pisang.

Untuk melestarikan dan menjaga kearifan lokal, Muklis Azhar, caleg DPRA 2019 No Urut 12 menggelar pelatihan merangkai sirih di VIP Room Ayam Penyet Pak Ulis Lhokseumawe pada 13 Januari 2019. Kegiatan kali ini juga mendatangkan pemateri khusus Agustina Yeni dari Bireuen yang selama setahun terakhir menggeluti seni merangkai sirih.

Kepada GoAceh disela-sela acara, Yeni mengaku seni merangkai sirih ini sangat patut dipelajari. Selain menjaga tradisi rakyat Aceh, dari segi ekonomi juga sangat menjanjikan. Ia bahkan tidak memerlukan pelatihan khusus untuk mendalami cara merangkai sirih. Malah skill yang dia terapkan selama ini adalah autodidak.

Kisaran harga setiap satu rangkaian sirih antara seratus dua puluh ribu hingga dua ratus lima puluh ribu rupiah.

Dengan didatangkan Yeni sebagai pemateri dalam acara tersebut, Pak Ulis, sapaan akrab Muklis Azhar ini berharap bisa memotivasi dan mendorong warga Lhokseumawe dan Aceh Utara untuk lebih berkreasi dan berinovasi dalam seni merangkai sirih ini. ***

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:GoNews Group, Umum, Aceh
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/