Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
14 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
15 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
3
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
13 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
4
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
14 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
14 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
11 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Fahri Hamzah Ajak Pemuda Sulbar Berani dengan Literasi

Fahri Hamzah Ajak Pemuda Sulbar Berani dengan Literasi
Senin, 11 Februari 2019 21:57 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
MAMUJU - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menegaskan , tradisi membaca atau literasi yang baik, akan melahirkan masyarakat yang berkarakter, cerdas dan kritis.

Sebaliknya, ketika literasi rendah maka masyarakat gampang diprovokasi dan dijajah.

"Saya ini orang kampung. Walau dulu membaca di kampung hanya pakai pelita , tetapi literisasi yang kuat jadi modal kuat bagi saya berkompetisi di Jakarta. Tradisi membaca dengan kuat itulah modal yang aku miliki," kata Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah pada acara Ngobrol Inspiratif 'Bincang Literasi' di warung kopi Teras Mamuju di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (11/2/2019).

Dahulu, tambahnya orang membaca buku ada pengantar, pendahuluan, isi dan kesimpulan namun saat ini muncul tradisi menulis pendek melalui media sosial.

Menurut dia, tradisi menulis pendek itu akan melahirkan manusia berpikiran pendek, tidak mengerti bagaimana melahirkan sitesa dan memunculkan kesimpulan sehingga tidak ada alur diskusi dan dialektika yang baik.

Karena itu, dia mengkritisi kurangnya dukungan dari pemerintah melalui arah kebijakan turut merendahkan budaya literasi di masyarakat.

Salah satu yang menghambat munculnya budaya literasi, lanjut Fahri adalah pelarangan buku dan tidak adanya contoh dari pemerintah bagaimana membudayakan membaca di masyarakat.

"Bagaimana mau mengkampanyekan literasi kalau konsepnya saja tidak ada. Itu yang membuat kita sulit. Kegandrungan nasional akan literasi masih rendah, lalu sekarang ditambah dengan hilangnya buku," tambah Fahri .

Kondisi ini pun , menurut Anggota DPR dari Dapil NTB itu, diperparah dengan munculnya upaya kriminalisasi terhadap seorang yang menuliskan gagasannya dalam tradisi teks pendek dengan dikenakan pasal pidana dalam UU ITE.. Padahal UU ITE harusnya digunakan untuk administrasi ekonomi.

“Seharusnya, pemerintah menyadarkan masyarakat untuk kembali kepada tradisi literasi, misalnya buku apa yang harus dibaca masyarakat seperti menggandrungi teks lama dan membaca sejarah secara utuh,” harapnya.

Fahri berpendapat pemimpin bangsa seharusnya mengambil posisi penting dalam tradisi literasi yaitu berbicara secara lantang terkait arah bangsa dan mengirimkannya sinyal tersebut kepada bangsa lain.

"Soekarno ketika di dalam penjara dan dipengasingan di Bengkulu, Ende dan Bandung, mampu mengirimkan sinyal kepada bangsa lain. Kiita butuh pemimpin 'raksasa' dalam ide dan pemikiran yang memukau dunia," katanya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/