Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
17 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
12 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
5
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
6
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
12 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Muhammadiyah: Bahaya Pilpres Rasa El Clasico

Muhammadiyah: Bahaya Pilpres Rasa El Clasico
Senin, 11 Februari 2019 21:34 WIB

JAKARTA - El Clasico, begitulah Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengibaratkan Pilpres 2019. Kontestasi pemilihan presiden yang mempertemukan Joko Widodo versus Prabowo Subianto, yang notabene rival di Pilpres 2014, dipandang Haedar Nashir bahaya lantaran berpotensi membelah.

"Situasi politik sekarang ini kan memang membelah (masyarakat). Ini kan akibat dari dua pasangan (capres) yang ini ulangan dari periode yang lalu (di Pilpres 2014). Jadi kayak El Clasico," ucap Haedar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (11/2/2019).

El Clasico yang dimaksud Haedar adalah pertandingan klasik di Liga Spanyol antara Real Madrid versus Barcelona. El Clasico, dalam konteks pertandingan sepakbola sesungguhnya, terkenal keras, panas, dan berlangsung sengit.

Haedar berbicara soal pilpres rasa El Clasico di sela seminar pratanwir Muhammadiyah 'Beragama yang Mencerahkan dalam Perspektif Politik Kebangsaan'. Awalnya Haedar menjelaskan agenda sidang tanwir yang akan dihelat PP Muhammadiyah di Bengkulu pada 15-17 Februari 2019. Bahasan utama sidang tanwir tersebut tentang 'Beragama yang Mencerahkan'.

Dijelaskannya, sidang tanwir ini digelar untuk menyikapi dangkalnya pemahaman agama masyarakat sehingga kerap dimanfaatkan para politikus. Kedua, untuk menyikapi polarisasi akibat kontestasi Pilpres 2019. Menurut Haedar, polarisasi yang terjadi di masyarakat disebabkan karena Pilpres 2019 merupakan ulangan Pilpres 2014 yang kembali mempertemukan dua capres yang sama.

"Karena El Clasico itu kan muara menang-kalahnya itu tinggi sekali. Nah, akibatnya terjadi apa? Ya to be or not to be. Ketika masyarakat berpolitik to be or not to be, lalu menjadi absolut harus menang dan jangan kalah," paparnya.

"Apa yang terjadi? Itu (keyakinan to be or not to be berpotensi memantik) suasana yang potensial untuk adanya rasa permusuhan, rasa saling terancam, kebencian, dan sebagainya," ungkapnya.

Untuk menghadapi situasi tersebut, kata Haedar, Muhammadiyah mencoba untuk menghadirkan keseimbangan. Muhammadiyah mengajak masyarakat berpikir jernih dalam menghadapi Pilpres 2019.

"(Kami) mengajak masyarakat untuk berpikir lebih jernih, lebih kontemplatif, dan kembali pada ajaran agama yang mengajarkan kedamaian, persaudaraan, kemudian juga kebajikan, terus juga nilai-nilai amanah," jelas Haedar.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/