Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
10 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
2
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
9 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
3
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
6 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
4
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
4 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
5
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
6 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
4 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Sindir 'Nasionalis Gadungan', PSI Ditantang Duduk Satu Meja

Sindir Nasionalis Gadungan, PSI Ditantang Duduk Satu Meja
Jum'at, 15 Februari 2019 19:14 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Pengamat dan Peneliti Politik dari Etos Indonesia Institute, Iskandarsyah tampak agak geram dengan pernyataan Ketum PSI, Grace Natalie yang menyebut soal "Nasionalis Gadungan".

"Itu siapa itu? Kita nggak kenal. Kalo perlu ayo duduk satu meja dengan saya," kata Iskandarsyah di Jakarta, Jumat (15/02/2019).

Iskandarsyah yang mengaku menjadi aktivis politik sejak di bangku kuliah, justru mempertanyakan kapasitas Grace ketika bicara soal "Nasionalisme Gadungan".

"Kita gak ada yang kenal. Dia pernah gak dipukuli anggota?" tukasnya merujuk pada aktivitas demo para pejuang demokrasi di era lampau.

"Itu PSI kan baru-baru aja muncul di era Ahok. Mereka ini siapa?" tegas Ardiansya yang menjabat Direktur Eksekutif di Etos Indonesia Institute itu.

Sebelumnya, Ketum PSI, Grace Natalie menyebut "Nasionalis Gadungan" dalam pidatonya, Senin (11/02/2019). Hal ini, menuai respon dari Partai Demokrat dan PDIP. Berlanjut, politisi PSI, Guntur Romli, menanggapi reaksi yang muncul terhadap pidato Sang Ketum.

Mengutip berita berjudul "PSI soal Nasionalis Gadungan: Kalau PD Bereaksi, Mungkin Tersindir", Guntur mengangkat ihwal persekusi keagamaan sebagai bagian dari penjelasannya soal Nasionalis Gadungan.

Persekusi Keagamaan, kata Guntur, paling besar terjadi di pemerintahan SBY yang kini ada di kubu Prabowo-Sandi. Ia kemudian nengutip data Amnesty Internasional hingga pada suatu kesimpulan bahwa persekusi keagamaan dengan UU Penodaan Agama di era SBY, lebih banyak dari masa Orde Baru (orba).

"Data Amnesty Internasional 10 tahun masa SBY ada 106 orang yang dijerat UU Penodaan Agama. Bahkan pada masa orba saja hanya 10 orang. Intoleransi dan radikalisme saat ini meningkat karena pemerintahan SBY memberikan angin.

Jokowi hanya kena getahnya saja. Apalagi kelompok-kelompok intoleran dan radikal kini bergabung dengan Koalisi Prabowo dan Sandiaga yang ikut menyerang Jokowi," tutur Guntur.

Pernyataan Guntur pun ditanggapi oleh politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid (HNW). Hidayat menilai, pernyataan "radikal" seperti itu, mesti ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian karena berpotensi menimbulkan distorsi di tengah masyarakat.

"Karena ini membelah masyarakat, ini menakut-nakuti masyarakat, ini genderuwo," kata Hidayat di kompleks Parlemen, Kamis (14/02/2019).***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/