Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
22 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
2
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
21 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
3
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
Umum
21 jam yang lalu
Vicky Prasetyo Sudah Siapkan Kematian Usai Ultah ke-40
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
21 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Debat Kedua Capres di Mata Netizen, Jokowi Banyak Salah Data, Prabowo Gagap Soal Unicorn

Debat Kedua Capres di Mata Netizen, Jokowi Banyak Salah Data, Prabowo Gagap Soal Unicorn
Senin, 18 Februari 2019 14:51 WIB
JAKARTA - Debat Kedua Capres 2019 yang digelar Minggu (17/2) berlangsung lebih menarik dibandingkan debat perdana. Kedua capres, Joko Widodo dan Prabowo Subianto membahas tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, lingkungan hidup. Kedua capres mendapat sentimen positif dan negatif dari netizen di dunia maya. Siapa yang lebih unggul.

PoliticaWave yang memantau percakapan warganet selama debat berlangsung menemukan hasil, Jokowi mendapat respon paling positif dan menang di semua segmen dibandingkan Prabowo. Sepanjang hari Debat ada 2 hashtag utama, yaitu #DebatPintarJokowi dan #PrabowoMenangDebat.

Head of Analytics PoliticaWave Nadia Shabilla melalui siaran persnya menyatakan, dari hasil pantauan PoliticaWave di media sosial, debat kedua dimenangkan oleh Jokowi.

Dia memaparkan, terdapat 53,39% netizen membicarakan tentang Jokowi, sedangkan Prabowo 46,61%. "Jokowi selaku petahana sentimennya jauh lebih positif daripada Prabowo, bahkan Prabowo mendapatkan sentiment negatif dari netizen. Jokowi mendapatkan sentimen positif sebesar 57,51% dan sentimen negatif sebesar 42,49%, sedangkan Prabowo mendapatkan sentimen positif sebesar 29,48% dan sentimen negatif sebesar 70,52%," ujarnya.

PoliticaWave, lanjut Nadia, juga merekam percakapan netizen pada setiap segmen pada debat capres kedua tersebut. Beberapa yang menjadi sentimen positif dari netizen terhadap Jokowi adalah memahami materi yang disampaikan, pemaparan hasil kerja dalam bidang infrastruktur, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, pembebasan lahan dalam membangun infrastruktur menguntungkan masyarakat dan market place online untuk petani.

Sedangkan sentimen negatif terhadap Jokowi terkait soal klaim tidak ada lagi kebakaran hutan, salah data soal konflik agraria, soal janji tidak impor pangan dan dianggap menyerang pribadi Prabowo terkait kepemilikan lahan di Kalimantan dan Aceh.

Sentimen positif dari netizen terhadap Prabowo adalah Capres 02 itu dianggap gagah dan tepat waktu dalam menyampaikan materi debat. Demikian juga pernyataan soal membangun untuk rakyat, dan infrastruktur untuk menambah kekuatan ekonomi. Prabowo juga mendapat apresiasi positif netizen karena menghargai hasil kerja Jokowi.

Sementara sentimen negatif terhadap prabowo adalah ketidaktahuannya soal unicorn saat ditanya Jokowi, BUMN khusus perikanan yang ternyata sudah ada, tidak paham soal lingkungan hidup, kritikan yang kurang data, dan terlalu banyak mengapresiasi Jokowi dalam debat.

Dari hasil analisa di atas, kata Nadia, dapat kita simpulkan bahwa Jokowi unggul di semua segmen, baik dari jumlah percakapan maupun dari sentimen percakapan.

"Isu-isu positif terkait Jokowi disebabkan oleh hal-hal yang substansial terkait tema Debat, seperti pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas, sanksi kepada perusahaan yang melanggar lingkungan hidup, penindakan illegal fishing, pembagian lahan konsensi kepada rakyat dan penurunan impor jagung," jelasnya.

Isu negatifnya terkait janji impor, klarifikasi soal kebakaran hutan dan konflik agraria. "Sementara Prabowo, selain mengkritik kebijakan Jokowi, netizen menganggap sering salah atau kurang dalam memaparkan data. Sebagai penantang, Prabowo dianggap kurang terlalu tajam dan bahkan sering menyetujui pernyataan Jokowi. Puncaknya adalah terkait luasnya penguasaan lahan Prabowo dan kurang mengerti mengenai Unicorn," pungkas Nadia.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Merdeka.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/