Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
8 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama di Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
6 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
4
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Olahraga
6 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
57 menit yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
6
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Olahraga
40 menit yang lalu
Pelita Jaya Jadi Tim Pertama Lolos BCL Asia, Coach Ahang Blak-blakan Terkait Persaingan di Next Round
Home  /  Berita  /  GoNews Group
OPINI

Persaudaraan itu Butuh 'Kawanan' Yang Solid

Persaudaraan itu Butuh Kawanan Yang Solid
Senin, 18 Februari 2019 14:13 WIB
Penulis: Ali Wardi
ADA sejumlah pertanyaan dari hulu kesadaranku kepada siapapun mereka yang terjebak oleh sekat sekat modernisme.

Mereka yang menjadi kerdil dan termakan oleh konsep dari khazanah dan adab dari negri dan zaman yang bukan milik mereka sendiri.

Mereka yang menjadi picik karena sekat-sekat  konstiusi dan state, kepicikan para politisi yang mengaku memperjuangkan umat ini.

Lalu siapakah yang peduli akan iman-iman yang lemah, yang bersemayam dalam jiwa-jiwa rapuh bak di ladang tak bertuan?.

Tidak perlu waktu lama, ladang itu akan dipenuhi semak belukar, ia akan ditumbuhi tanaman liar menjadi hutan kekekufuran.

Atau siapakah yang peduli dengan anak-anak zaman, mereka yang terlahir fitrah dalam keluarga susah yang resah dalam gulungan gelombang peradaban ?

Atau, mereka yang awam yang mencari tuntunan, merindukan ilmu dan mendambakan perlindungan?

Atau bagaimana dengan iman-iman yang baru tumbuh bersemayam dalam jiwa-jiwa tercerahkan, yang merangkak merindukan kawanan ?

Dan siapakah yang akan menjadi pembela mereka si lemah iman, mereka yang tertindas kekuasaan. Iman yang pabila dibiarkan akan lenyap seiring waktu tergerus arus dan dihempas gelombang zaman.

Menunggu datangnya seorang Ratu Adil adalah sebuah mitos syirik yang berhulu pada sebuah kebodohan.

Atau menunggu takdir hadirnya  kekhilafahan dan membiarkannya menjadi urusan Tuhan.
Apakah Allah memerintahkan demikian ?

Semua pertanyaan itu hanya perlu satu jawaban.
Umat kembali menjadi satu kawanan. Satu kesadaran. Dan ini harus senantiasa dihembuskan. Menjadi himbauan dan panggilan untuk satu cara dan tujuan.

Bahwa ini adalah kewajiban sekaligus  kebutuhan. Kalau tidak satu demi satu, mutlak tak terbantahkan. Hari demi hari akan habis menjadi santapan pemangsa yang mengintai dicelah-celah bahkan menabrak pagar aturan. Konstitusi yang sedari awal rapuh dan merugikan.

Ali Wardi, Politisi dan Aktivis Islam.

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:DKI Jakarta, Politik, Pemerintahan, Peristiwa, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/