Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
12 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
12 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
12 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
12 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
12 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
12 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Baca Perilaku Pemilih, TKN Yakin Suara Swing Voters Lari ke Jokowi-Ma'ruf

Baca Perilaku Pemilih, TKN Yakin Suara Swing Voters Lari ke Jokowi-Maruf
Sabtu, 23 Maret 2019 00:42 WIB
JAKARTA - Anggota Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin Eva Kusuma Sundari meyakini swing voter dan pemilih yang belum menentukan akan memilih paslon 01.

Pernyataan tersebut menanggapi survei Litbang Kompas dimana masih ada 13,4 persen belum menentukan.

Eva menilai Litbang Kompas memiliki kesamaan dengan survei Polmark yang dipimpin Eep Saifullah Fatah. Keduanya, sama-sama mencatat pemilih yang belum menentukan cukup tinggi.

"Di riset-riset yang undecided voternya kecil itu Jokowi selalu perolehannya di atas 50 persen, bahkan sampai ada yang 58 persen. Itu ada ada di delapan atau tujuh lembaga survei. Tapi di dua riset, risetnya Eep dan Kompas itu Jokowi di sekitar 50-an aja. Ternyata undecided voters-nya tinggi," ujar Eva kepada wartawan, Jumat (22/3).

Menurut politikus PDI Perjuangan itu, perolehan elektabilitas di 50 persen disebabkan perilaku pemilih yang belum menentukan.

"Kalau undecided voternya terbuka, Jokowi naik. Nah kalau undecided voters-nya itu enggak mau jawab dan ngomong rahasia, itu Pak Jokowi rendah. Ini indikasinya gampang, ternyata undecided voter kecenderungannya pro ke Jokowi. Jadi saya enggak khawatir bahwa nanti ketika pencoblosan itu Pak Jokowi perolehannya akan 58 persen. Ya di sekitar itu," jelasnya.

Beda skenario apabila pemilih itu malah menjadi golput. Hal itu yang perlu diantisipasi TKN. "Jadi undecided voter itu kalau mau dipolarisasi di bagi ke dua kandidat, lebih banyak memilih Pak Jokowi," ungkapnya.

Eva optimistis pasangan Jokowi-Ma'ruf mengantongi 60 persen suara meski semuanya tergantung perilaku undecided voter. Sehingga elektabilitas yang ditunjukkan Litbang Kompas bukan karena mesin partai.

"Semua ngeggas karena kita semua ingin memanfaatkan coattail effect. Kita ingin menang tebal. Jadi mesin sangat full bekerja dan pada kecepatan tinggi," ucapnya

Pengamat politik dari The Habibie Center, Bawono Kumoro, mengatakan bahwa jarak tipis elektabilitas antara pasangan calon 01 dan 02 di survei Litbang Survei cukup mengejutkan. Karena kebanyakan survei selisih mencapai 20 persen.

"Catatan bagi kubu 01 di kurang satu bulan menjelang pencoblosan, ini tidak perlu lagi memainkan isu baru untuk mendulang suara karena tingkat kemantapan pemilih mereka saat ini sudah sangat tinggi di atas 70%. Lebih baik fokus memperkuat dan memastikan pra pemilih dengan tingkat kemantapan tinggi (strong voters) akan hadir di TPS tanggal 17 April mendatang," ujarnya.

Dikutip merdeka.com dari Harian Kompas Rabu (20/3), berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini lebih tipis dibandingkan survei Litbang Kompas Oktober 2018.

Elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini hanya selisih 11,8 persen. Jokowi - Maruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.

Metode pengumpulan pendapat menggunakan wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari - 5 Maret. Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Merdeka.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/