Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
20 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
20 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
19 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
19 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
19 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
19 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Sidang Tahunan MPR, Presiden Diharapkan Sampaikan Gagasan Besar

Sidang Tahunan MPR, Presiden Diharapkan Sampaikan Gagasan Besar
Senin, 12 Agustus 2019 18:50 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Anggota MPR dari Fraksi PKS, Iskan Qolba Lubis, mengatakan Sidang Tahunan (ST) MPR merupakan moment kebangsaan yang sangat penting.

Dalam sidang tersebut Presiden menyampaikan banyak hal dalam pidato di hadapan anggota MPR.

Untuk itu dirinya berharap agar pidato yang disampaikan Presiden benar-benar memberi makna yang dalam kepada bangsa dan negara.

"Presiden dalam pidato, kita harap mampu memberi motivasi yang kuat kepada rakyat tentang apa yang perlu dilakukan dalam menghadapi pertarungan global," ujarnya, saat menjadi narasumber dalam 'Diskusi Empat Pilar MPR' di Media Center, Gedung Nusantara III, Komplek MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, 12 Agustus 2019.

Lebih lanjut Iskan menuturkan, Presiden sebagai pemimpin harus bisa menyakinkan rakyat. Ia mempunyai visi, misi, dan cita-cita besar. "Untuk itu Presiden jangan bicara hal-hal yang sifatnya teknis. Pidato yang disampaikan harus mempunyai daya ungkit yang besar," tandasnya.

Presiden kata dia, harus mampu menyampaikan gambaran 30 tahun ke depan wajah bangsa ini. Ke depan, Tiongkok, India, dan Amerika, serta Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi dunia.

"Untuk itulah Presiden harus menyampaikan visi-visinya kepada generasi milineal sebab merekalah sebagai pewaris bangsa dan negara. Mereka sekarang sudah bergelut dengan bisnis online," ungkapnya.

Masih kata Iskan, ada dua masalah penting yang saat ini dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pertama, mengkonsolidasikan antara konsep demokrasi dan kesejahteraan.

"Sayang demokrasi pasca reformasi yang berkembang adalah demokrasi struktural," ungkapnya.

Untuk itu dirinya mengharap agar demokrasi yang ada berupa demokrasi substantif yang mampu menghadirkan demokrasi yang mensejahterakan rakyat.

Saat ini kata dia, biaya politik sangat tinggi sampai-sampai ada anggapan untuk bisa menjadi anggota DPR harus mengeluarkan biaya miliaran rupiah. Hal demikian disebut tidak mendidik. Bagi Iskan yang benar adalah anggota DPR terpilih karena ide dan gagasan. "Jadi pemimpin itu adalah orang yang punya ide, pintar, bukan orang yang banyak duitnya," ucapnya.

Dan yang kedua adalah maslah bagaimana menyelesaikan hubungan antara nasionalisme dan agama (Islam). Kedua hal ini menurutnya harus menyatu. "Selama ini ada anggapan di masyarakat seolah-olah kalau orang Islam itu tidak nasionalis dan kalau dia nasionalis tidak Islam. Ini harus diselesaikan," tegasnya.

Dalam sidang istimewa nanti, ia berharap, Presiden bisa meyakinkan masyarakat bahwa kita harus bangkit menghadapi persaingan yang sangat besar.

Dalam kesempatan yang sama, Sektretaris Fraksi PAN MPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mengakui fungsi MPR saat ini tidak seperti dahulu. "Saat ini hanya melakukan ST dan Sosialisasi Empat Pilar, yang imbasnya adalah kinerja Anggota MPR tidak efektif," ujarnya.

Ia berharap, ke depan MPR menjadi lembaga efektif dan berdaya guna. Untuk itu dirinya mendorong terjadi penguatan pada lembaga itu.

"Salah satu fara untuk menguatkan MPR ditempuh dengan memgembalikan kewenangan MPR seperti membuat GBHN. Haluan negara diakui sangat penting meski saat ini sudah ada UU RPJPMP," tegasnya.

Jika bangsa ini tidak menggunakan GBHN katanya lagi, maka arah pembangunan antarperiode Presiden menjadi tak akur.

"Ketetapan MPR perlu difungsikan kembali," paparnya.

Posisi Ketetapan MPR dalam tata peraturang perundangan yang berlaku di bawah UUD dan di atas UU. Dengan menegaskan ketetapan maka arah program pembangunan dari pemerintah bisa dievaluasi. "Menegaskan kembali fungsi ketetapan inilah maka keberadaan MPR akan menjadi optimal," tegasnya.

Langkah lain yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan MPR menurut Saleh adalah memberi kewenangan pada MPR untuk menafsirkan UUD. "Bila semua langkah-langkah tadi dilakukan maka ST MPR menjadi optimal," ujarnya.

Sementara itun Ketua Program Pasca Sarjana Universitas Jayabaya, Jakarta, Lely Arrianie, mentakan, untuk mengoptimalkan ST MPR, langkah yang paling penting adalah mengoptimalkan lebih dahulu anggota DPR dan DPD.

"Memberdayakan wakil rakyat lebih dahulu sehingga mereka tahu tugas dan fungsinya," ucapnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/