Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
16 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
16 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
3
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
14 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
4
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
16 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
16 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
13 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  GoNews Group

DPRD Kritik Pabrik ICS Patin Pemda Kampar Belum Beroperasi Hingga Kini

DPRD Kritik Pabrik ICS Patin Pemda Kampar Belum Beroperasi Hingga Kini
Anggota DPRD Kampar, Repol
Rabu, 25 September 2019 00:44 WIB
Penulis: Syawal Jose
BANGKINANG - Pabrik Integrated Cold Storage (ICS) atau Gudang Beku Terintegrasi Ikan Patin, di Desa Koto Perambahan, Kecamatan Kampa, telah rampung pada awal 2019 lalu.

Namun, pabrik ICS itu sampai sekarang, belum juga beroperasi. Kondisi ini, menuai kritik tajam dari DPRD Kampar. Adalah Repol yang bersuara.

Wakil Ketua DPRD Kampar ini menyebut, tidak beroperasinya ICS meski telah lama rampung, akibat perencanaan pembangunan pabrik yang tidak matang.

"Mungkin dulu perencanaanya kurang matang," ujar Repol kepada wartawan, Selasa (24/9/2019).

Seharusnya, kata Repol, sejak perencanaan awal, mestinya, sumber bahan baku dikaji dulu.

“Kalau pabrik untuk pengalengan ikan, tentu bahan bakunya harus ada dulu. Tentu, didata dulu, ikan patin mana yang mau dikalengkan itu," tukasnya lagi.

Repol mencontohkan, bagi pihak yang ingin membangun pabrik kelapa sawit, yang harus dibuat lebih dahulu tentu saja kebun kepala sawit. Jika produksi kebun masih belum mencukupi, kata dia, yang harus dipikirkan selanjutnya oleh pemilik pabrik dari mana mencari kekurangan bahan bakunya.

"Kalau persoalan ketersedian bahan baku mencukupi, biasanya barulah pabrik sawit dibangun. Jangan asal bangun pabrik saja. Ini sama, seperti itu juga harusnya ICS ini," ungkap wakil rakyat dari Rantau Kampar Kiri ini.

Repol menyebut, ICS pada awal gagasannya, di 2007 dulu, bernama kamparikom.

“Waktu itu, idenya kamparikom itu, itu membayangkan sepanjang sungai itu keramba patin semua,” kenang Repol.

Ditambahkannya, cerita yang mengawali kemunculan kamparikom, dikatakan bahwa proses membuat pabrik selama 7 bulan. Sementara, ikan bisa panen setelah 3 bulan.

''Jadi 4 bulan sebelum pabrik selesai dibangun, ikan sudah ada,'' ungkap mantan presiden mahasiswa IAIN Riau ini.

Dulu, kata Repol, pada 2007, rencana pembangunan kamparikom terkesan mencari-cari kegiatan saja tanpa kajian dan perencanaan yang betul-betul matang.

''Dulu (2007), kami simpulkan Kamparikom itu hanya mencari-cari kegiatan saja. Uang pemda habis untuk modal, tapi kegiatan tidak ada,'' ujar Repol.

Diberitakan pada awal tahun 2019 lalu, tepatnya di 10 Januari 2019, Bupati Kampar, Catur Sugeng Susanto, mengatakan, dengan adanya ICS di Kabupaten Kampar ini, nantinya, diharapkan dapat mengembangkan industri perikanan berbasis budi daya serta dapat mengembangkan akses dan jaringan pasar, mengoptimalkan potensi perikanan, meningkatkan produksi, mengembangkan pakan ikan mandiri dan mengembangkan BBI lokal sebagai broodstock center.

Ditambahkan Bupati, bahwa ICS ini dibangun pemerintah pusat untuk mengolah hasil perikanan di Kampar. Ke depan, kata dia, petani di Kampar tidak lagi mengalami kendala dalam memasarkan hasil produksi dengan harga yang tetap bersaing.

“Keberadaan pabrik (ICS) ini harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin yang muaranya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampar,” ujar Bupati.

Saat itu, Catur Sugeng Suanto juga berkesempatan melakukan pertemuan dengan petani dan pengumpul ikan yang ada di Kabupaten Kampar. Para petani ikan ini banyak membudi dayakan ikan di Koto Tibun, Kuok dan XIII Koto Kampar.

Dari penjelasan petani, terungkap bahwa, produksi atau budi daya ikan di Kampar sudah melebihi kebutuhan pasar lokal. Keberadaan ICS ini dijamin tidak akan menganggu kebutuhan masyarakat di pasar lokal dan justru akan membuka pasar baru bagi petani yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun, faktanya, hingga kini pabrik ICS kebanggaan Pemkab Kampar itu belum juga beroperasi. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/