Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
17 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
12 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
5
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
6
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
12 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ini Menurut PKS Soal Kunci Penanganan Konflik Wamena-Papua

Ini Menurut PKS Soal Kunci Penanganan Konflik Wamena-Papua
Senin, 30 September 2019 18:54 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera mengungkapkan, konflik yang terjadi di Papua termasuk Wamena sulit diselesaikan jika kebijakan belum bersifat substantif. Berjatuhannya korban, juga dinilai Mardani sebagai kurangnya kehadiran negara di Tanah Papua.

"Karenanya, perlu ada penyesaian yang sifatnya fundamental," kata Mardani di ruangannya, Senin (30/09/2019).

Politisi yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini memandang, pemecahan provinsi di Papua menjadi 5 provinsi, dimana Papua Barat menjadi 2 provinsi, Papua menjadi 3 provinsi, sebagai salah satu cara untuk menghadirkan negara di Bumi Cendrawasih.

Dengan pemecahan provinsi seperti itu, kata Mardani, jumlah unit-unit hadirnya negara menjadi kian banyak untuk masyarakat Papua. "Pusat pelayanan masayarakat menjadi kian dekat, makin banyak Poldanya, Kodamnya, Koramilnya, RS-nya, dan gedung-gedung pelayanan pemerintahannya.

"Sehingga masyarakat Papua makin merasakan kehadiran negara," ujarnya.

Legislator yang kembali melenggang ke Senayan untuk DPR RI periode 2019-2024 ini mengaku, Daerah Otonomi Baru (DOB) untuk Papua dan Papua Barat itu, tengah menjadi salah satu resolusinya di 5 tahun mendatang. Ia pun optimis, DOB Papua dan Papua Barat bisa diwujudkan di periode DPR esok.

"(Optimis, red) karena di fraksi-fraksi semua sudah punya political will agar Papua dikhususkan. Tinggal nanti, tergantung lobi dengan Presiden, apakah kebijakannya khusus untuk Papua atau dibuka secara terbatas," kata Mardani seraya menyinggung potensi permintaan DOB dari Banten dan Bogor.

Toh, Mardani mengungkapkan, DOB Papua dan Papua Barat, sebenarnya juga bagian dari desain besar otonomi daerah yang sebetulnya sudah ada. "Tapi itu belum jalan, tinggal ditandatangani,".


Lebih jauh, demi kemajuan Papua dan Papua Barat sebagai bagian dari Indonesia, Mardani menilai pentingnya revisi UU Pilkada, "di Otsus (Otonomi Khusus)".

"Karena sekarang ini kasihan, rakyat Papua cuma bisa memilih ras Polinesia, harusnya dibuat seperti NKRI jadi temen-temen Sunda, Batak, Padang, semua punya hak (dalam Pemilu, red)" ujarnya.

Tak kalah penting dalam penyelesaian konflik dan menjaga kondusifitas di Papua, Mardani juga menyerukan pada semua pihak agar jangan terprovokasi.

"Saya melihat ada provokasi yang ingin memperluas konflik horizontal," pungkas Mardani.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/