Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
20 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
20 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
21 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
21 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
22 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
20 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Menteri yang Larang Demo, Mardani: Itu Sesat!

Menteri yang Larang Demo, Mardani: Itu Sesat!
Kericuhan anak-anak STM dngan Polisi di depan DPR. (Istimewa)
Senin, 30 September 2019 18:56 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Politisi PKS yang juga Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Mardani Ali Sera, menanggapi soal adanya imbauan dari menteri agar insan pelajar ataupun peserta didik, baik Mahasiswa maupun siswa setingkat SMA tak lakukan demonstrasi, terlebih yang berpotensi kekerasan.

"Sesat, menurut saya, ketika ada menteri yang melarang-larang demo. Sesat itu. Harus paripurna pendidikan itu," ujar Mardani di ruangannya, Senin (30/09/2019).

Paripurna yang dimaksud Mardani, adalah tujuan pendidikan yang seharusnya tak hanya untuk mencetak apa yang Ia sebut "Robot Pekerja,", tapi untuk menjadi aset Bangsa, dimana salah satu permasalahan Bangsa adalah pembanguan sistem politik, ekonomi, sosial, budaya.

Demonstrasi, menurut Mardani adalah bagian tak terpisahkan dari pendidikan, serta termasuk dari perwujudan rasa cinta pelajar dan mahasiswa sebagai insan terdidik kepada negeri. Karenanya, Ia salut ketika ada rektor yang berani 'melawan' imbauan menteri.

Sebelumnya, pada Kamis (26/9/2019) di Karawang, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Yohanna Yambise, berujar, "Saya sudah perintahkan staff untuk mengirim running teks supaya anak-anak tidak boleh demo. Tugas mereka adalah bersekolah. Itu adalah hak anak,".

Menyusul, pada 27 September 2019, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, menerbitkan Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pencegahan Keterlibatan Peserta Didik Dalam Aksi Unjuk Rasa Berpotensi Kekerasan.

Ketinggalan dari Hongkong

Politisi yang juga menjabat Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera itu juga menyinggung soal kualitas demontrasi lokal. Menurutnya, Indonesia masih tertinggal dari Hong Kong.

"Hong Kong ini rata-rata penggeraknya adalah mahasiswa tingkat awal dan SMA. Dia punya energi luar biasa, hampir enam bulan, terus menerus, tanpa kekerasan, isunya jelas, kepemimpinannya jelas," kata Mardani.

Karenanya, Mardani mengaku salut ketika siswa setingkat SMA di Indonesia turut ikut dalam aksi unjuk rasa menyusul aksi unjuk rasa Mahasiswa. Ke depan, "bangunnya semangat pemerintah dan siswa ini bagus,".

"Tapi perlu diikuti dengan jejaring yang kuat, isu yang tajam, dan energi yang lebih tahan lah, <em>sustainable</em>," kata Mardani.

Keterlibatan siswa setingkat SMA, diharap Mardani, menjadi "pintu masuk bagi temen-temen sekolah menengah untuk <em>aware</em>terhadap permasalahan politik,".***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/