Wan Abu Bakar Sayangkan Keinginan LAM Riau untuk Berpartisipasi dalam Pengelolaan Blok Rokan
Penulis: Nyimas Naima Azzahra
Menurutnya, sebagai lembaga yang menjunjung tinggi marwah Melayu, LAM seharusnya mendukung pemerintah daerah untuk mengelola lahan minyak tersebut.
"Saya rasa apa yang dilakukan LAM untuk mendapatkan bagian dri Blok Rokan ini kurang tepat. LAM tidak perlu melangkah sejauh itu. Karena setahu saya, LAM itu lembaga masyarakat Melayu yang menjunjung tinggi nilai-nilai Melayu. Tidak profesional lah LAM ikut mengelola Blok Rokan," kata Wan Abu Bakar di Pekanbaru, Senin (14/10/2019).
Selain karena LAM merupakan lembaga adat, mantan gubernur Riau ini berpendapat bahwa pengelolaan Blok Rokan membutuhkan kesiapan yang matang. Baik dari segi pembiayaan maupun sumber daya manusianya.
"Karena mengelola ini butuh kesiapan yang matang, bagaimana biayanya, SDM nya, apakah betul badan usaha milik adat yang dibentuk LAM itu mampu atau tidak. Jangan ada intervensi dari pihak manapun," sebut pria kelahiran 1950 tersebut.
Ditambahkannya, Blok Rokan semestinya dikelola oleh perusahaan dari pemerintah daerah. Sehingga, pengelolaan blok migas yang baru akan lepas dari kekuasaan perusahaan asing tahun 2021 ini bisa lebih baik ke depannya.
"Perusahaan yang dikelola pemerintah daerah lah yang seharusnya mengelola Blok Rokan. Perusahaan yang berpengalaman, punya modal dan SDM yang mencukupi. Saya yakin gubernur pasti sudah memiliki kriterianya," tutupnya.
Sebelumnya, DPH LAMR Riau, Datuk Sri Syahril Abubakar mengatakan, bahwa LAM berencana membentuk badan usaha milik adat agar bisa berpartisipasi dalam pengelolaan Blok Rokan.
Pertimbangannya, lokasi sumur minyak Chevron saat ini berada di kawasan lahan adat di bawah bekas kekuasaan kesultanan Siak. Tidak hanya itu, LAM mengklaim bahwa pihaknya telah memiliki SDM yang mumpuni untuk berpartisipasi dalam pengelolaan blok migas tersebut.***
Kategori | : | Politik, Riau, Pemerintahan, Umum, GoNews Group |