Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
13 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
13 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
3
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
11 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
4
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
13 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
13 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
9 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  Lingkungan

Alhamdulillah... Setelah Diguyur Hujan, Kualitas Udara di Sumbar Kembali Membaik

Alhamdulillah... Setelah Diguyur Hujan, Kualitas Udara di Sumbar Kembali Membaik
Kualitas udara membaik setelah hujan turun merata hampir di seluruh wilayah Sumbar dalam 24 jam terakhir. (foto: kompas.com/perdana putra)
Jum'at, 18 Oktober 2019 10:56 WIB
PADANG - Hujan yang hampir merata di seluruh Sumatera Barat (Sumbar), membuat kualitas udara yang sempat masuk level Tidak Sehat, sekarang sudah berada di Level Baik.

Kendati demikian, terjadinya hujan di wilayah Sumbar, belum menghilangkan sumber asapnya seperti di Jambi dan Sumatera Selatan.

"Berdasarkan citra GSMaP terpantau telah terjadi hujan hampir di seluruh Sumbar dalam 24 jam terakhir," kata Kepala Stasiun Pemantau Global Atmosfer (GAW) Bukit Koto Tabang, Agam, Sumatera Barat, Wan Dayantolis, yang dilansir Kompas.com, Jumat (18/10/2019).

Wan menuturkan, terpantau parameter partikel debu PM 10 berada di level baik berkisar 5-20 ug/m3 sehingga kualitas udara tidak membahayakan kesehatan.
Adapun estimasi AOD model menunjukkan hampir di seluruh Sumbar nilainya kecil dari 0.5, kecuali sebagian kecil di wilayah selatan berkisar 0.5 -1.

"Artinya keberadaan partikulat padat seperti debu dan hasil pembakaran telah jauh berkurang dibanding beberapa hari sebelumnya," kata Wan.

Berdasarkan analisis citra satelit Himawari oleh BMKG hari ini pukul 08.00 WIB menunjukkan tidak ada sebaran asap yang masuk ke wilayah Sumbar.

Kendati demikian, menurut Wan, hotspot masih terpantau masif di wilayah Jambi. Keberadaan hotspot tersebut masih berpotensi menyebarkan asap ke wilayah Sumbar, khususnya bagian selatan, di mana angin masih berhembus dari arah timur-tenggara Sumbar.

"Potensi asap kiriman masuk Sumbar masih besar karena hotspot masih ada di daerah tetangga," ungkap Wan. (kpc)

Editor:arie rh
Sumber:kompas.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Lingkungan, Sumatera Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/