Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
16 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
15 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
16 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
17 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
15 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
15 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Celotehan soal "Gentayangan" Bikin Kawanan Pemuda Ketakutan Pasca Temannya Ditemukan Tewas Tergantung

Celotehan soal Gentayangan Bikin Kawanan Pemuda Ketakutan Pasca Temannya Ditemukan Tewas Tergantung
Foto: Ist.
Selasa, 28 Januari 2020 15:51 WIB
JAWA BARAT - Sekumpulan pemuda Desa Dukuh Picung, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan ketakutan pasca teman ngopi mereka ditemukan tewas diduga gantung diri pada Senin (27/1/2020), subuh kemarin.

Malam sebelum ditemukan tewas, korban berinisial "D" warga RT. 01 RW. 01 itu, sempat berkumpul bersama dengan mereka sebagaimana biasanya. Malam itu, D sempat mengisyaratkan bahwa Ia akan menemui ajal.

Ngopi ieu ngopi terakhir. Aing rek paeh. Mun aing paeh, maraneh nu rek di jungjurigan tiheula,” celetuk korban dalam lansiran Radar Cirebon, Selasa (28/1/2020).

Dalam bahasa Indonesia, celetukan korban itu bermakna, "Ngopi ini adalah ngopi terakhir. Saya akan meninggal dunia. Jika saya meninggal dunia, kalian yang akan saya gentayangi duluan,".

Laporan Radar Cirebon itu menyebut, tidak ada seorang pun dari kawanan pemuda ini yang menganggap serius celetukan korban. Semua menilai korban hanya bercanda, meski belakangan sikapnya memang kerap terbilang aneh.

Begitu usai bubar ngopi bareng, ada teman korban melihat status WhatsApp korban berbunyi “kopi terakhir”, mereka tetap menganggapnya biasa. Jauh sebelum malam itu, korban juga sempat berceloteh ke teman-temannya di reunian SD bahwa reuni ini, adalah reuni terakhir.

Rasa terkejut mereka muncul, ketika warga Desa Dukuh Picung menjadi geger. Subuh, sekira pukul 4.50 WIB, korban diketahui sudah tak bernyawa di dapur rumah korban. Berpakaian kemeja dan celana panjang jins serba hitam, leher korban tergantung tali tambang.

Gelang-gelang masih terpakai di pergelangan tangan kiri, dengan headset masih terpasang di kedua telinga korban. Belum bisa diketahui, pukul berapa korban meregang nyawa. Sebab rumah dalam kondisi kosong.

Nenek korban yang biasa tinggal di rumah itu, kebetulan tengah menginap di rumah saudara lain. Saat pulang pagi, sang nenek berteriak histeris melihat cucunya sudah tak bernyawa. Teriakan minta tolong pun membuat warga berhamburan keluar, memburu lokasi.

Belum diketahui pasti, apa motif dari insiden tewasnya korban. Dugaan kuat warga sekitar, korban nekat gantung diri karena dalam kondisi gangguan jiwa.

“Belum tahu motifnya, tapi belakangan kayak gangguan jiwa. Sikapnya aneh-aneh,” ungkap tokoh pemuda Desa Dukuh Picung, yang juga Ketua Pemuda Pancasila Kecamatan Luragung, Ewo Taswa, saat menurunkan korban dari jeratan tambang.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Sumber:Radar Cirebon
Kategori:Jawa Barat, DKI Jakarta, Peristiwa, GoNews Group
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/