Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
18 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
12 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
6
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
12 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Pemudik dari Italia Kabur dari Tempat Karantinanya di Jombang

Pemudik dari Italia Kabur dari Tempat Karantinanya di Jombang
Foto: Ist.
Kamis, 16 April 2020 07:33 WIB
JOMBANG - Gery Prasetyo (27), seorang pemudik dari Italia nekat kabur dari tempat karantina di ruang Unit Kesehatan Sekola (UKS) SD Negeri Rejoagung, Jombang karena alasan mistis. Di sini, Gerry adalah satu-satunya orang yang dikarantina.

Pria yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal di Italia itu, sebenarnya adalah warga Desa Banjarsari, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang. Karena pandemi Corona/Covid-19 yang parah di Italia, Gery memilih mudik ke rumah istrinya, Dewi Rosa, di Dusun Kopensari, Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Jombang.

Gery, sedianya harus menjalani masa karantina selama 14 hari, dimulai dari Selasa (7/4/2020). Tapi baru memasuki hari keempat karantina, yakni pada Sabtu (11/4/2020), dia memutuskan kabur pada pukul 20.00 WIB dini hari.

"Dia kabur karena ketakutan. Kenyataannya saat dikarantina hari keempat, jam dua dini hari bangku sekolahan terbang. Dia spontan berlari. Penjaga sekolah digedor-gedor tidak bangun. Dia loncat pagar lari pulang sambil menangis," kata Paman Gery, Sugiarto (65) kepada wartawan di kantor Desa Rejoagung, seperti dikutip dari keepo.me, Kamis (16/4/2020).

Karena pengalaman mistis itulah, kata Sugiarto, Gery menolak untuk dikarantina di SDN Rejoagung. Keponakannya itu memilih melakukan karantina mandiri di rumah.

"Setelah itu dia diminta membuat pernyataan siap karantina mandiri di rumah. Alhamdulillah kondisinya sekarang baik di rumah," lanjut Sugiarto.

Sekedar informasi, menurut jurnal dari StatPearls yang berjudul "Features, Evaluation, and Treatment Coronavirus (COVID-19)", gejala COVID-19 tidak hanya mencakup gejala fisik, tetapi juga psikis. Para pasien mengeluhkan merasa tidak enak. Ini meliputi perasaan gelisah hingga tidak nyaman.

Perasaan tidak enak tersebut timbul dari rasa takut, kesepian, stres, dan gelisah yang didapatkan selama karantina. Selain itu, kabar mengenai virus corona memang akhir-akhir ini memang mampu membuat seseorang mengalami gangguan kecemasan.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan, timbulnya rasa bingung juga bisa menjadi gejala atau bahkan tanda peringatan seseorang menderita COVID-19.

Seperti apa kebingungan yang dirasakan? Menurut laporan ahli medis di Amerika Serikat Jerman, Italia, dan Austria, dan Tiongkok melalui New York Times, pasien terkadang sulit memberi tahu nama mereka sendiri, kurang responsif terhadap dokter, atau bahkan linglung.

Walaupun terdengar sepele, sebenarnya gejala ini cukup berbahaya. Pasalnya, seseorang bisa kebingungan karena terjadi sesuatu pada otaknya. Ini berarti bahwa virus corona berhasil memengaruhi organ terpenting itu.

Mengutip sumber yang sama, alasan kenapa ini bisa terjadi masih sulit untuk ditemukan. Namun kebingungan itu mungkin saja timbul karena aliran oksigen ke otak kurang. Jika pasien mengalami kondisi ini, para wali dan tenaga medis harus ekstra perhatian karena mereka berisiko untuk mengalami kejang.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Jawa Timur, DKI Jakarta, GoNews Group, Kesehatan, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/