Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
19 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
19 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
19 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
18 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
19 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
18 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Bak Sinetron Azab, Para Penimbun Masker Kini Rugi Miliaran Rupiah?

Bak Sinetron Azab, Para Penimbun Masker Kini Rugi Miliaran Rupiah?
Jum'at, 08 Mei 2020 20:44 WIB
JAKARTA - Kabar baik di tengah pandemi corona datang setelah masker dan hand sanitizer tak lagi langka dan mahal. Tak hanya harganya yang menurun, kelangkaan masker sudah tak lagi jadi masalah.

Hal ini pun dicuitkan lewat akun Twitter dokter Ferdiriva Hamzah. Bak sinetron azab, Ia bercerita soal harga masker yang kian menurun. "Udah banyak masker sekarang dan gak mahal lagi. Ini cuma 9000-an isi 5 pcs. Kemaren sekotak isi 50 dijual 350 ribu," cuitnya.

Warganet pun saling bercerita soal keluhan masing-masing. "Kemaren orang rumah sempet cerita, yg punya toko di p*amuka, udh mulai ngitung2 rugi, sampe 11m katanya, ada temen2 yg udh nyetok Infrared termometer juga pada rugi, udah turun drastis harganya," cuit @oktalinee.

Diantaranya, mereka bercerita soal kerugian yang dirasakan para penimbun masker yang berjumlah miliran rupiah. "Kemaren orang rumah sempet cerita, yg punya toko di p*amuka, udh mulai ngitung2 rugi, sampe 11 M katanya, ada temen-temen yang udah nyetok infrared thermometer juga rugi, turun drastis harganya," cerita akun oktalinee.

Tak hanya soal cerita kerugian, seorang warganet bahkan mencuit soal persediaan banyak vitamin yang juga sempat menjadi barang langka.

"Baca cuitan itu, di Gandari* ada Red*xon pula yang susah dicari," cuit akun ceulil.

Diketahui, sebelum wabah corona merebak, harga masker per kotak isi 50 helai hanya seharga Rp80 ribu di Pasar Tradisiona, namun di awal Maret, harganya melonjak hingga Rp125 ribu per kotaknya.

Saat awal virus corona (Covid-19) merebak di Tanah Air, para spekulan ramai-ramai menimbun masker. Namun, kini saat suplai meningkat, bahkan bisa menggunakan kain, harga masker pun anjlok.

Jagat dunia maya dihebohkan dengan tawaran penjualan masker yang dilakukan salah satu akun Twitter @ganghwaho23. Dia menawarkan masker medis bermerek Multi One Plus seharga Rp150.000 per box.

Dia mengklaim jual rugi masker medis, dari modal Rp185.000 per box. Dia memiliki persediaan mencapai satu karton yang berisi 40 box. "Twitter please do your magic. JUAL RUGI masker Multi One Plus, 150 ribu/box isi 50. Ada 25 karton, 1 karton 40 box. Plis, jual murah, lagi butuh duit bgt, habis kena musibah. Itu saya udah rugi, belinya 185 ribu. Kirim via JNE, J&T. COD oke wilayah Malang. Minat DM. @infomalang."

Dia juga menawarkan masker Fit u Mask seharga Rp140.000 per box dengan stok mencapai 100 box. Dia mengaku jual rugi, tetapi tidak mencantumkan berapa harga belinya.

Kontan saja cuitan tersebut direspons oleh warganet. Para netizen pun menyindir bahwa para penimbun masker kini terkena azab.

Salah satu akun @lalatidaktidak menyebutkan bahwa sudah tiga kali melihat para penimbun masker bilang jual rugi masker. Dia pun menyindir karma itu rasanya tidak enak.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Berbagai Sumber
Kategori:Peristiwa, Ekonomi, GoNews Group, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/