Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
23 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
2
Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade di UEA 
Olahraga
21 jam yang lalu
Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade di UEA 
3
Cerita Kekesalan Shin Tae-yong dan Menyebut Takdir Bertemu Korsel di Perempat Final
Olahraga
21 jam yang lalu
Cerita Kekesalan Shin Tae-yong dan Menyebut Takdir Bertemu Korsel di Perempat Final
4
Nicholas Saputra Soroti Peran Penting Anak Muda Diakui Sebagai Agen Perubahan
Umum
21 jam yang lalu
Nicholas Saputra Soroti Peran Penting Anak Muda Diakui Sebagai Agen Perubahan
5
Lawan Korsel, Rizky Ridho Siap Jalankan Instruksi Demi Capai Target ke Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Lawan Korsel, Rizky Ridho Siap Jalankan Instruksi Demi Capai Target ke Paris
6
Katy Perry Tampil Memukau di Video Lip Sync Lagu Sabrina Carpenter 'Espresso'
Umum
20 jam yang lalu
Katy Perry Tampil Memukau di Video Lip Sync Lagu Sabrina Carpenter Espresso
Home  /  Berita  /  DPR RI

Terdampak Pandemi, Industri Penerbitan Butuh Dukungan Pemerintah

Terdampak Pandemi, Industri Penerbitan Butuh Dukungan Pemerintah
Satu dari 28 halaman yang disajikan Industri Penerbitan dalam rapat dengan DPR RI. (Gambar: Tangkapan layar virtual)
Senin, 07 September 2020 13:21 WIB

JAKARTA - Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) untuk menggali aspirasi mengenai kondisi, peluang, dan tantangan ekonomi kreatif, serta saran dan rekomendasi penguatan ekonomi kreatif, baik di tengah pandemi maupun pasca pandemi Covid-19.

Rapat yang berlangsung di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, pada Senin (7/9/2020) dan disiarkan secara langsung via virtual itu, berdasarkan data kehumasan DPR RI turut mengundang, Subiakto (Praktisi Branding), Ketut Rana Wiarcha (Ikatan Arsitek Indonesia), Pimpinan Penerbit Gramedia, Riza Zacharias (Penerbit Syamil Bandung), Anggun Agendari (Desain Komunikasi Visual), Harry Reinaldi (Fotografi/Asosiasi Profesi Fotografi Indonesia), dan Galiy Rangga (Desain Sepatu GR. Company).

Dalam kesempatan itu Riza menyebut, pandemi telah berdampak-menekan pendapatan industri mereka setidaknya sebanyak 70 persen. Hal itu, lantaran rerata penerbit di Indonesia terhubung dengan toko modern.

"Ketika toko modernnya terdampak, maka secara otomatis penerbitnya juga terdampak," kata Riza.

Tapi, Ia melanjutkan, ada juga penerbit yang sudah memanfaatkan pasar digital. Di masa pandemi, saat anak-anak Indonesia banyak 'di rumah saja', penerbit ini memproduksi buku yang bisa membantu rumah tangga dan para orang tua untuk beraktifitas bersama anak-anak mereka di rumah. Sehingga materi untuk anak, tidak hanya materi pembelajaran daring yang reguler.

"Ini mereka memang relatif mengalami peningkatan," kata Riza.

Ia juga menyebut adanya kebutuhan data yang bisa membantu industri dalam menentukan langkah dan kebijakan bisnis. Sejauh ini, kata dia, tidak ada yang jelas dari pemerintah dan diterima secara merata oleh pelaku industri penerbitan, terkait bagaimana kelangsungan pandemi dan kajian potensi dampaknya pada industri penerbitan.

"Pemerintah yang lebih mengerti secara lebih makro, bagaimana arah pandemi ini ke depan. Saya kira perlu ada semacam informasi Center, seperti layanan pengiriman massal melalui sms misalnya," kata Riza.

Selain itu, harus juga diakui bahwa bagi UMKM, akses kepada pemerintah masih sangat kurang cukup baik, termasuk terkait permodalan.***


Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Ekonomi, Nasional, DPR RI, GoNews Group, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/