Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
8 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
7 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
3
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
9 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
4
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
6 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
5
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
7 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
6
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
9 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Home  /  Berita  /  Nasional

Cegah Kekacauan Umat di Indonesia, Komisi Agama Minta Pemerintah Responsif

Cegah Kekacauan Umat di Indonesia, Komisi Agama Minta Pemerintah Responsif
Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto. (Gambar. Dok.)
Senin, 28 September 2020 15:13 WIB
JAKARTA - Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto berpandangan, Pemerintah Indonesia harus segera menempuh tindakan merespons kabar penghancuran ribuan masjid di China oleh otoritas setempat.

"(Berdasarkan laporan) Pelanggaran HAM juga terjadi di sana. Pemerintah kita harus cepat bertindak," kata Yandri saat Rapat Kerja dengan Menteri Agama, Menteri Keuangan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (28/9/2020).

Tindakan otoritas China menunjukkan masih terdapat rasisme dalam beragama.

"Bukan hanya masjid, tetapi semua tempat ibadah seluruh agama jika diperlakukan seperti itu akan kita protes," tegas Yandri.

Yandri menegaskan, "Jika pemerintah kita tidak lakukan protes lewat Dubes China atau lainnya, maka saya khawatirkan akan terjadi kekacauan disini (di Indonesia, red)".

"Apalagi masyarakat kita banyak yang keturunan Thionghoa juga, tentu ini akan sangat berbahaya. Apalagi kita ini (negara dengan jumlah umat, red) muslim terbesar di Dunia," kata Yandri.

Sebelumnya, lembaga konsultan di Australia pada Jumat (25/9/2020) menyebutkan otoritas China telah menghancurkan ribuan masjid di Xinjiang. Kelompok-kelompok HAM mengatakan, lebih dari 1 juta warga Uighur dan orang-orang Muslim yang sebagian besar berbahasa Turki, ditahan di kamp dan para penduduk dipaksa menghentikan kegiatan tradisional dan keagamaan.

Laporan Australian Strategic Policy Institute (ASPI) menyebut sekitar 16.000 masjid telah hancur atau rusak, berdasarkan citra satelit yang mendokumentasikan ratusan situs suci itu. Sebagian besar penghancuran terjadi dalam 3 tahun terakhir, dan diperkirakan 8.500 masjid hancur total, yang mencantumkan kerusakan lebih banyak terjadi di luar pusat kota Urumqi dan Kashgar.

Banyak masjid yang lolos dari penghancuran total telah dicopot kubah dan menaranya, menurut penelitian itu, yang memperkirakan kurang dari 15.500 masjid utuh dan rusak dibiarkan berdiri di sekitar Xinjiang.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, GoNews Group, DPR RI, Internasional, Nasional
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77