Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
16 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
15 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
16 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
17 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
15 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
16 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Home  /  Berita  /  Politik

Kerangka Kerjasama Belt And Road RI dan RRT Harus Saling Menghargai dan Kesetaraan

Kerangka Kerjasama Belt And Road RI dan RRT Harus Saling Menghargai dan Kesetaraan
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah. (Istimewa)
Senin, 28 September 2020 12:17 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menyatakan bahwa kerangka kerjasama Belt and Road antara pemerintah RI dan Tiongkok harus menjunjung tinggi prinsip saling menghargai dan kesetaraan.

Hal ini disampaikan dalam webinar bersama antar partai politik Indonesia dan Tiongkok yang bertema "Bersama Membangun Belt and Road, Bersama Mendorong Perkembangan Ekonomi dan Kehidupan Rakyat", Senin (28/9).

Dalam kesempatan ini, Basarah yang juga menjabat sebagai Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Luar Negeri didampingi oleh Direktur Hubungan Luar Negeri DPP PDI Perjuangan, Hanjaya Setiawan.

Hadir juga antara lain Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto didampingi oleh Dave Laksono, dan Ketua Bidang Luar Negeri Partai Gerindra Irawan Ronodipuro.

Dari pihak Tiongkok hadir Menteri Luar Negeri IDCPC Song Tao, Dubes Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian, Wakil Gubernur Zhejiang Feng Fei, dan ahli dari NDRC.

Lebih lanjut, Basarah mendorong agar kerjasama dalam kerangka BRI ini dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang yang lebih luas. Indonesia mengadopsi prinsip ini dengan senantiasa berpegang teguh pada prinsip Trisakti Bung Karno, yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam budaya.

Ahmad Basarah mengusulkan beberapa bidang kerjasama yang dapat di-elaborasi lebih lanjut antara lain:
1. Pendidikan vokasi dan ketrampilan khusus;
2. Beasiswa kader Partai;
3. Peningkatan kualitas kesehatan pedesaan;
4. Pertukaran dan kunjungan kader Partai;
5. Tranformasi digital menuju era industri 4.0;
6. Kerjasama bisnis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Pemerintah Indonesia sendiri hingga kini telah banyak memanfaatkan kerangka Kerjasama BRI ini. Bahkan menurut Wakil Gubernur Zhejiang, Feng Fei, cukup banyak perusahaan dari Provinsi Zhejiang yang berinvestasi di Indonesia antara lain Alibaba dan Qingshan.

"Kerangka BRI akan menghasilkan dampak yang menguntungkan kedua belah pihak, memberikan kontribusi bagi kesejahteraan rakyat dan kemakmuran kawasan. Tidak hanya ekonomi, kerjasama ini akan meningkatkan pertukaran sosial, diplomasi, budaya dan saling kesepahaman," ujar Basarah.

Pola Bangun Bersama, Diskusi Bersama, Nikmati Bersama, harus menjadi pegangan bagi para pihak yang terlibat. Selanjutnya Basarah berharap agar apa yang di diskusikan Partai-partai politik hari ini tidak hanya berhenti diatas kertas kerja belaka, melainkan dapat segera kita implementasikan bersama. "Kerjasama Partai politik ini harus membawa manfaat nyata bagi pemerintah, Partai politik, dan masyarakat kedua negara." pungkas Basarah.***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/