Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
12 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
2
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
12 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
3
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
9 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
4
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
7 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
5
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
8 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
6
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Olahraga
7 jam yang lalu
Megawati Ungkap Rahasia Kuat Bertahan dan Meraih Sukses di Red Sparks
Home  /  Berita  /  Internasional

Opini Pasca AS Batasi Pasokan ke Perusahaan Semikonduktor Terbesar China

Opini Pasca AS Batasi Pasokan ke Perusahaan Semikonduktor Terbesar China
Ilustrasi teknologi di SMIC. (Gambar: SMIC)
Senin, 28 September 2020 14:03 WIB
JAKARTA - Seorang penulis anonim di tabloid Global Times menyatakan, China tengah menghadapi ancaman besar pasca Amerika Serikat membatasi ekspor pada Semiconductor Manufacturing International Corp. (SMIC), sebuah perusahaan semikonduktor terbesar di Shanghai,Thiongkok.

Opini yang dipublikasikan pada Minggu (27/9/2020) itu menyatakan, “tampaknya China perlu mengontrol semua penelitian dan rantai produksi industri semikonduktor, dan melepaskan diri dari ketergantungan pada AS,".

Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa AS telah mengirim surat kepada sejumlah perusahaan dan menyatakan bahwa mereka harus mendapatkan izin untuk memasok bahan semikonduktor ke SMIC.

Surat tersebut menyatakan bahwa SMIC dan anak perusahaannya "dapat menimbulkan risiko pengalihan (penggunaan bahan semikonduktor) yang tidak dapat diterima untuk penggunaan akhir militer,”.

Namun, pihak SMIC membantah bahwa perusahaan itu memiliki hubungan dengan militer China.

Aksi pembatasan oleh AS terhadap SMIC, dan sebelumnya terhadap Huawei Technologies Co Ltd, menurut penulis opini di Global Times itu, menggambarkan bahwa AS sedang memimpin pertempuran berlarut-larut untuk "penindasan teknologi tinggi" melawan China.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, Internasional, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/