BAZNAS Tingkatkan Literasi Masyarakat Bangkit dari Bencana
Bertepatan dengan dua tahun pasca bencana tsunami dan likuifaksi melanda daerah Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah, BAZNAS membedah buku hikmah di balik bencana tersebu, guna meningkatkan literasi kebangkitan masyarakat pasca bencana.
Berbagai kegiatan pemulihan seperti membangun sekolah darurat dan permanen, serta memberikan pendampingan untuk sekolah dan siswa di Wani Donggala menjadi bagian dari catatan aksi Kemanusian BAZNAS dalam buku tersebut.
Digelar secara virtual pada Senin (28/9/2020), bedah buku ini menghadirkan dua pembicara utama yakni Ketua BAZNAS RI, Bambang Sudibyo, dan Direktur Informasi dan Pendidikan Kedubes Jepang, Mr. Wakabayashi Takahiro. Dalam bedah buku tersebut, bertindak sebagai narasumber, Seknas SPAB Jamjam Muzaki, Kepala Sekolah MIS Al-Amiin, Rita, serta Pendamping Sekolah sekaligus penulis buku, Agusman.
Dalam buku tersebut dipaparkan, bagaimana bencana gempa bumi dengan kekuatan 7.7 SR, disusul dengan tsunami dan likuifaksi menghancurkan gedung sekolah mereka dan menyapu semua yang ada di sekolah salah satunya adalah MIS Al-Amiin, Wani Dongala. Sekolah ini adalah salah satu sekolah yang mendapatkan sekolah permanen dari BAZNAS yang bekerja sama dengan Komite 60 Tahun Indonesia-Jepang.
Tidak hanya itu, pasca bangunan selesai BAZNAS melalui Lembaga Beasiswa BAZNAS (LBB) menempatkan relawan pendidikan untuk memberikan pendampingan kepada sekolah selama setahun. Pendampingan yang dilakukan adalah untuk pengoptimalan bangunan permanen yang dibantu, membantu peningkatan kualitas guru dan siswa untuk mencapai sekolah yang lebih baik lagi.
Ketua BAZNAS RI, Bambang Sudibyo dalam sambutanya menyampaikan apresiasinya atas kerjas sama BAZNAS dalam program komite 60 tahun Indonesia-Jepang yang telah menyelesaikan pembangunan kembali beberapa fasilitas pendidikan di daerah bencana Sulteng.
"Kehadiran buku ini akan menjadi pengingat bagaimana BAZNAS berperan dalam mendampingi proses perjuangan sekolah di Wani Donggala bangkit dari bencana, dimana BAZNAS menyelesaikan pembangunan kembali beberapa fasilitas pendidikan di daerah bencana Sulteng, dan ini berjalan sangat baik, dan sudah tampak sekolah tersebut dapat berfungsi normal, bahkan khusus MIS AL-Amiin yang awalnya akreditasi C kini sudah mendapatkan akreditasi A," ujarnya.
Bambang berharap isi dari buku ini dapat diikuti oleh sekolah-sekolah yang dibantu pembangunannya di daerah Sulteng sehingga mereka dapat lebih semangat untuk belajar dan bangkit dari musibah.
"Semoga buku ini dapat menjadi pelajaran bagi banyak kalangan, bagaimana kita bangkit kembali setelah terjadinya bencana," tuturnya.
Dalam penyusunan buku karya Lembaga Beasiswa BAZNAS ini, dilakukan melalui empat tahap yaitu pengumpulan materi, penulisan naskah, pemeriksaan naskah dan penerbitan buku. Buku berjudul "Hikma Ribengo Nu Bala | Hikmah Dibalik Bencana 28-09-18" ditulis dalam dua bahasa yakni bahasa Inggris dan Indonesia Bahasa Indonesia.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Umum, Nasional, GoNews Group, DKI Jakarta |