Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
23 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
17 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
19 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
19 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
6
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
17 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Moeldoko: Jangan Sampai Orang Kecelakaan Meninggal Dibikin Status Covid Juga

Moeldoko: Jangan Sampai Orang Kecelakaan Meninggal Dibikin Status Covid Juga
Moeldoko saat bertemu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. (Istimewa)
Sabtu, 03 Oktober 2020 01:10 WIB
JAKARTA - Tenaga kesehatan atau rumah sakit diminta tidak mudah memberi pernyataan pasien terinfeksi COVID-19. Di sisi lain, pemerintah memberikan skala prioritas melakukan vaksinasi pada para pekerja berusia 18-59 tahun, selain tenaga medis.

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko dalam keterangannya mengatakan banyak isu yang menyebut rumah sakit memvonis COVID terhadap semua pasien yang meninggal. Tujuan rumah sakit meng-COVID-kan agar mendapatkan anggaran dari pemerintah.

Ditegaskannya, sudah banyak terjadi, orang sakit biasa atau mengalami kecelakaan kemudian di-COVID-kan atau meninggal karena COVID-19. Padahal hasil tesnya negatif.

"Ini sudah terjadi di semua wilayah. Ada orang diperkirakan COVID terus meninggal, padahal hasil tes belum keluar. Setelah hasilnya keluar, ternyata negatif. Ini kan kasihan, ini contoh-contoh agar kita harus bisa diperbaiki," ujarnya.

Terhadap isu ini, mantan Panglima TNI ini meminta agar segera ditangani. Sehingga tidak memunculkan keresahan di masyarakat. "Jadi semua perlu didefinisikan semua kematian. Agar jangan sampai ini menguntungkan pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan dari definisi itu," katanya di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (1/10).

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan isu tersebut pernah terjadi wilayahnya. Karenanya, untuk mengantisipasi, dia sudah menggelar rapat dengan jajaran rumah sakit rujukan COVID-19 di Jawa Tengah dan pihak terkait.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Media Indonesia
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Kesehatan, Jawa Tengah
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/