Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
22 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
22 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
Olahraga
17 jam yang lalu
Hadapi Red Sparks, Agustin Wulandari: Kami Akan Berikan Penampilan Terbaik
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
5
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
19 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
6
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru 'Hit Me Hard and Soft'
Umum
16 jam yang lalu
Billie Eilish Unjuk Kedalaman Emosional di Album Terbaru Hit Me Hard and Soft
Home  /  Berita  /  Politik

PSBB sebagai Kebijakan Setengah-Setengah Ternyata Tak Bisa Jaga Perusahaan-Perusahaan Tetap Hidup, kata Ketua MPR

PSBB sebagai Kebijakan Setengah-Setengah Ternyata Tak Bisa Jaga Perusahaan-Perusahaan Tetap Hidup, kata Ketua MPR
Ketua MPR RI/Politisi Golkar, Bambang Soesatyo alias Bamsoet (tengah). (foto: zul/www.gonews.co)
Kamis, 03 Desember 2020 13:01 WIB
JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Bambang Soesatyo menyatakan, bangsa Indonesia telah kehilangan waktu hampir setahun untuk produktif di tengah hantaman pandemi Covid-19.

"Ini Pak Menko (Menko PMK RI Muhadjir Effendy), Setahun kita tidak sepenuhnya produktif," kata politisi Golkar yang akrab disapa Bamsoet itu, saat berdiskusi dengan Muhadjir dan insan pers di Senayan, Jakarta, Rabu (2/12/2020).

Pemerintah, kata Bamsoet, memutuskan antara menyelamatkan rakyat dari penyebaran Covid-19 dan juga menyelamatkan rakyat dari hantaman ekonomi dengan kebijakan psbb (pembatasan sosial berskala besar).

"Kegiatan ekonomi harus tetap dijaga, sehingga keluarlah kebijakan psbb. Setengah lockdown. Beberapa negara menerapkan lockdown total, tapi dampaknya ekonomi juga hancur lebur, kita setengah-setengah, psbb," ujar Bamsoet.

"Nah, pertanyaannya kemudian apakah (psbb, red) ini dapat mempertahankan pabrik-pabrik, perusahaan-perusahan tetap hidup? Ternyata tidak Pak Menko," lanjut Bamsoet.

Dampaknya, menurut Bamsoet, terpotret dari tingginya angka penganguran. "Angka terakhir tadi mencatat, Oktober kemarin kurang lebih 6,4 juta pekerja yang dirumahkan atau mengalami phk (pemutusan hubungan kerja, red)".

Kemudian, lanjut Bamsoet, merujuk pada data Kementrian Keuangan RI, pandemi Covid-19 telah menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran sebanyak 2,67 juta orang, "hingga per November, jumlah pengangguran Indonesia mencapai 9,77 juta,".

"Dan perkiran Kadin (Kamar Dagang Indonesia), akhir Desember 2020 ini, memasuki awal tahun 2021, akan bertambah lagi hingga 12 juta orang penganggur," kata Bamsoet.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Ekonomi, Politik, Nasional, MPR RI, GoNews Group, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/