Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
20 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
21 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
3
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
20 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
4
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
19 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
20 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
17 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  Olahraga
Musyawarah Nasional (Munas) PSTI, 27-28 Desember 2020

Syafrizal Bakhtiar Tawarkan Konsep Pembinaan Berjenjang dan Libatkan Pengprov 

Syafrizal Bakhtiar Tawarkan Konsep Pembinaan Berjenjang dan Libatkan Pengprov 
Senin, 21 Desember 2020 21:48 WIB
Penulis: Azhari Nasution

JAKARTA -Nama Syafrizal Bakhtiar resmi masuk dalam bursa pencalonan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PB PSTI) periode 2021-2025 pada Musyawarah Nasional (Munas) PSTI yang akan digelar di Icuk Sugiarto Tranning Camp (ISTC) Sukabumi, Jawa Barat, 27-28 Desember 2020. Ketua Umum Pengprov PSTI Sumatera Barat (Sumbar) ini akan bersaing dengan Asnawi Abdul Rachman yang masih ingin memimpin organisasi sepak takraw untuk periode kedua kalinya. 

Dilihat dari perjalanan kepengurusan PB PSTI yang sebelumnya bernama PB Persetasi, Syafrizal Bakhtiar cukup pantas diberkan kesempatan untuk menjadi orang nomor satu di organisasi sepak takraw Indonesia. Pasalnya, pria kelahiran Tanjung Uban, Kepulauan Riau (Kepri), 25 Desember 1963 sudah menekuni olahraga sepak takraw sejak Sekolah Dasar dan pernah memperkuat Tim Takraw Sumatera Utara pada PON Jakarta 1985. 

Selain mantan atlet, Syafrizal juga cukup dikenal di kalangan federasi internasional. Dia pernah menjadi Manajer Tim Sepak Takraw Indonesia pada Super Series Malaka 2015. Bahkan, dia masih menjabat sebagai anggota Komisi Doping Federasi Sepak Takraw Internasional (ISTAF) dan anggota Komisi Disiplin Federasi Sepak Takraw Asia (ASTAF).

"Potensi olahraga sepak takraw Indonesia cukup besar untuk bisa menjadi juara Asia. Makanya, saya terdorong untuk mencalonkan diri karena ingin berbagi pengalaman untuk membangun prestasi sepak takraw Indonesia ke depan," kata Syafrizal Bakhtiar yang dihubungi, Selasa (22/12/2020). 

Dalam membangun prestasi sepak takraw menuju internasional, kata Syafrizal, pengelolaan PB PSTI harus dilakukan secara profesional dan tranparan serta berperan aktif mendukung pembinaan prestasi di daerah. Selain itu, komunikasi PB PSTI dan Pengprov PSTI harus dibangun dengan baik yang bertujuan untuk kelancaran program kerja.  

"Jika mendapat kepercayaan menjadi ketua umum PB PSTI, saya akan membenahi organisasi PSTI dengan melibatkan unsur Pengprov dan membentuk kooordinator wilayah dalam yang akan menyukseskan program kerja," ujarnya.

Bersama Vice President ASTAF, DR.Chalem dari Thailand.

Berbicara masalah program peningkatan prestasi, Syafrizal menjanjikan akan memperbanyak kejuaraan tingkat wilayah dan nasional sehingga Pengprov-Pengprov PSTI bisa menjalankan program pembinaan atlet dengan baik.  Bahkan, dia berencana membentuk Tim Khusus yang akan menjaring atlet-atlet potensial untuk dipersiapkan menjadi atlet nasional. 

"Saya membuat event wilayah dengan tujuan untuk memberikan kesempatan bagi mereka untuk mewakili Indonesia pada event-event internasional sehingga mereka punya pengalaman dan melihat perkembangan prestasi atlet negara lain," jelasnya. 

Tampaknya kehadiran Syafrizal ini memang sangat dibutuhkan untuk membebaskan Indonesia dari sanksi ISTAF akibat "Tragedi Kuala Lumpur". Sanksi yang dijatuhkan ISTAF kepada PSTI hingga saat ini akibat tindakan Walk Out  (WO) Tim Sepak Takraw Indonesia yang diperintahkan Asnawi pada SEA Games Kuala Lumpur, Malaysia 2017 karena merasa dirugikan wasit. Padahal, peraturan pertandingan sepak takraw jelas melarang tindakan WO saat pertandingan. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/