Tak Ada Petahana, CSIS Yakin Kepuasan Rakyat Tak Pengaruhi Pilpres 2024
"Saya kira faktor kepuasan dan ketidakpuasan mungkin ada pengaruhnya pada perolehan partai tertentu, tapi menurut saya faktor determinan suara partai bukan soal puas atau tidak pada pemerintahan," ujar Arya kepada GoNEWS.co.
Baca Juga: Prabowo-Hary Tanoe Bertemu Kolaborasi Pemilu 2024, Deal Coalition?
Baca Juga: Resmi, Partai Gerindra Gandeng PKB di Pilkada 2024
Menurutnya, ada beberapa faktor penentu dalam perolehan suara partai pada Pemilu 2024. Pertama, kandidat yang diusung dalam Pemilu Legislatif (Pileg 2024). Kekuatan sosok kandidat masih menjadi acuan utama publik untuk menjatuhkan pilihan ke partai tertentu.
"Faktor utama naik-turun suara partai itu adalah, pertama, siapa kandidat yang akan mereka calonkan di DPR RI, DPRD. Tetap faktor kandidat yang diusung," ujarnya.
Baca Juga: Pasha Ungu Ajak Komunitas Siak Antarkan Irvan Herman Abdullah Duduk di Senayan pada Pemilu 2024
Baca Juga: Bacaan CSIS soal Peluang KIB dan Arah Koalisi PDIP
Selanjutnya ada faktor narasi program yang ditawarkan oleh partai politik. Terakhir adalah sosok yang didukung dalam Pilpres 2024. Ketiga faktor itu masih berada pada kategori penentu dalam memotret perolehan suara partai politik.
"Faktor determinannya tiga itu. Faktor kepuasan mungkin iya,tapi ketika incumbent tidak ada, maka faktor kepuasan publik, menurut saya, tidak terlalu besar pengaruhnya," tegasnya.
Baca Juga: Rebut Perhatian Publik, CSIS: Keberadaan KIB Strategis dan Menarik
Baca Juga: 7 Parpol Ini Tak Lolos ke Senayan Menurut Quick Count CSIS-Cyrus Network
Menurut Arya, pembentukan koalisi di antara partai yang hendak berlaga di Pemilu 2024 memang sudah mengerucut menjadi beberapa poros. Namun hal itu masih menyisakan kerentanan. Peta koalisi masih bisa berubah hingga pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) resmi terdaftar di KPU.
"Kerentanan itu untuk terbelah, bubar, atau gagal. Mengapa ada kerentanan? Karena pendaftaran capres masih September tahun depan. Sehingga kemungkinan-kemungkinan untuk partai mengalihkan dukungan masih terbuka," tambah Arya.
Baca Juga: Banyak Petahana Ikuti Pilkada Sulut, Ketua DPD Minta Warga Jaga Persatuan
Baca Juga: Pingsan saat Orasi Usai Daftar ke KPU, Calon Bupati Petahana Wafat di RSUD
Selain itu, kerentanan koalisi itu juga dipengaruhi oleh tren peluang kandidat calon presiden. Selanjutnya juga dipengaruhi oleh negosiasi para king maker politik.
"Jadi untuk koalisi memang sudah mengerucut. Pilihan-pilihannya terbatas, tapi di internal dan eksternal ada kerentanan. Perubahan itu bisa terjadi kalau deadlock saat menentukan siapa capres, siapa cawapres," pungkasnya.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Politik, Nasional, DKI Jakarta |