Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Selebritas Tanah Air Turut Berduka Berpulangnya Babe Cabita
Umum
5 jam yang lalu
Selebritas Tanah Air Turut Berduka Berpulangnya Babe Cabita
2
Protes Resmi Tim U-23 Indonesia Terkait Kepemimpinan Wasit
Olahraga
6 jam yang lalu
Protes Resmi Tim U-23 Indonesia Terkait Kepemimpinan Wasit
3
Vokalis Firehouse, CJ Snare Meninggal Dunia
Umum
5 jam yang lalu
Vokalis Firehouse, CJ Snare Meninggal Dunia
4
Robert Downey Jr Akan Kembali sebagai Iron Man
Umum
5 jam yang lalu
Robert Downey Jr Akan Kembali sebagai Iron Man
5
Billie Eilish Rilis Album Ketiga
Umum
5 jam yang lalu
Billie Eilish Rilis Album Ketiga
6
Ammar Zoni Rayakan Lebaran di Penjara Tanpa Kehadiran Keluarga
Umum
5 jam yang lalu
Ammar Zoni Rayakan Lebaran di Penjara Tanpa Kehadiran Keluarga
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Sawit Pesisir Selatan Anjlok, Satu Kilogram Hanya Sepertiga Harga Telur Ayam

Sawit Pesisir Selatan Anjlok, Satu Kilogram Hanya Sepertiga Harga Telur Ayam
Tandan buah segar kelapa sawit (ilustrasi)
Sabtu, 08 Agustus 2015 01:13 WIB
Penulis: Hermanto Ansam
PADANG, GOSUMBAR.COM - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ditingkat petani Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) samakin anjlok. Harga satu kilogram TBS kelapa sawit hanya Rp450 atau hanya sepertiga dari harga telur ayam ras yang mencapai Rp1.200.

Budiman (54) petani sawit di Kecamatan Lengayang Pesisir Selatan, Jumat (7/8), mengatakan harga TBS sawit di tingkat petani kabupaten itu saat ini berkisar Rp400 hingga Rp450 per kilogram.

"Kini komoditi sawit tidak lagi bisa diandalkan sebagai perekonomian masyarakat karena harga TBS terus memburuk. Bahkan sejak sepekan terakhir harga semakin anjlok, dari harga Rp550 per kilogram kembali turun menjadi Rp450 - Rp400 per kilogram,'' katanya.

Menurutnya, dari satu hektare lahan kebun sawit yang dipanennya, hasil yang dicapai hanya sekitar 1.000 kilogram (1 ton), petani hanya dapat menikmati uang dari hasil penjualan TBS senilai Rp400 ribu - Rp450 ribu.

Bila dibandingkan dengan biaya operasional dan perawatan, mulai penyiangan hingga pupuk yang harus dikelurkan, maka petani akan mengalami kerugian karena hasil dari penjualan TBS tidak lagi seimbang dengan biaya yang harus dikeluarkan.

Jika dirinci, biaya yang harus dikeluarkan untuk panen (mendodos) dengan kebun seluas satu hektar tersebut mencapai Rp 150 ribu, ditambah biaya pemupukan untuk empat karung pupuk NPK dengan harga pupuk Rp140 ribu per karung maka berjumlah Rp710 ribu.

Sementara hasil penjualan hanya sekitar Rp400 ribu per ton, dengan demikian petani mengalami kerugian sekitar Rp310 ribu per ton, belum lagi biaya pengangkutan dan beli pupuk lain serta biaya kebutuhan sehari hari keluarga.

Ia khawatir, jika kondisi itu berlarut larut maka bisa menambah jumlah angka kemiskinan masyarakat khususnya di sektor pertanian (perkebunan) di kabupaten itu. Tidak saja itu, akibat harga murah tersebut seluruh kebun sawit di kabupaten itu juga akan ditinggal pergi oleh pemiliknya, mereka (petani) akan mencari pekerjaan lain.

"Kita berharap pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat agar bisa mencarikan jalan keluarnya dari harga sawit saat ini sehingga petani sawit kembali bisa bergairah dengan penghasilan yang cukup, " katanya.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian Perdagangan dan Pasar Pesisir Selatan Edrianto, mengatakan, untuk menjaga kestabilan harga TBS sawit di tingkat petani, maka jumlah pabrik harus ditambah dari semula.

Untuk memudahkan pembangunan pabrik sawit maka petani diharapkan dapat membuat atau bergabung dengan koperasi sawit yang sudah ada, tujuannya supaya dapat mendirikan pabrik mini pengolahan kelapa sawit. ***

Sumber:beritasatu.com
Kategori:GoNews Group, Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/