Ahmad Basarah : Jatuhnya Kekuasaan Soeharto Juga Berbuntut pada 'Pengambinghitaman' Pancasila
Penulis: Daniel Caramoy
Praktek penjajahan dibidang ekonomi yang menimpa Indonesia, terjadi bersamaan waktunya dengan ambruknya pemerintahan Soeharto. Artinya memang ada skenario yang dijalankan untuk melanggengkan penjajahan, khususnya dibidang ekonomi.
Hal tersebut disampaikan Ketua Badan Sosialisasi Ahmad Basarah saat menggelar dialog kebangsaan bersama mahasiswa Indonesia di Gedung Nusantara V DPR RI, Selasa (09/02/2016) siang.
"Karena itu tidaklah salah bila dikatakan bahwa musuh bangsa Indonesia adalah kapitalisme. Yaitu sebuah aliran yang menurut Soekarno selalu berusaha mencari keuntungan dengan segala cara. Termasuk dengan cara-cara liberalisme dan kolonialisme," tutur Basarah yang merupakan Ketua Fraksi PDIP MPR Ri.
Menurut Basarah, selain penjajahan ekonomi, kejatuhan Soeharto juga juga berbuntut pada mengkambinghitamkan Pancasila. Terbukti setelah Soeharto lengser, Tap MPR tentang P4 juga dicabut. "Selain itu juga dihilangkannya pelajaran PMP dari kurikulum nasional. Padahal P4, itu sangat baik, karena berisi referensi sila-sila Pancasila," jelasnya.
Akibatnya, Pancasila masih tetap menjadi ideologi. Namun ideologi Pancasila adalah ideologi tanpa ruh. Karena itu Basarah sangat mengapresiasi tema Membangun visi negarawan Indonesia, seperti yang digagas Studi Kebangsaan Mahasiswa Indonesia tersebut.
"Saya ingin mengingatkan kembali, bahwa maklumat Pemerintah pada 31 agustus 1945, tentang salam merdeka. Melalui Maklumat itu sejak 1 September 1945, Sokarno mengubah salam perjuangan menjadi salam merdeka. Sampai kini maklumat tersebut kata Basarah belum dicabut, sehingga secara yuridis masih berlaku," pungkasnya.
Dari pantauan Legislatif.co (GoNews Group), Studi Kebangsaan Mahasiswa Indonesia dengan tema Membangun visi negarawan Indonesia dilaksanakan DPP Mahasiswa Pancasila (MAPANCAS), dihadiri puluhan mahasiwa yang berlangsung sekitar 1 jam lebih. ***
Kategori | : | DKI Jakarta, Pendidikan, Umum, GoNews Group |