Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
21 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
17 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
17 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
17 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
18 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Perayaan Idul Fitri 1437 H

Takbir Keliling 'Oncor', Tradisi Kuno Yang Kembali Hidup di Batang

Takbir Keliling Oncor, Tradisi Kuno Yang Kembali Hidup di Batang
Takbir keliling menggunakan "Oncor" di Desa Gringging Sari Wonotunggal Batang, Jawa Tengah. (Muslikhin/GoNews.co)
Rabu, 06 Juli 2016 00:59 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
BATANG - Takbir keliling dengan berjalan kaki menggunakan "Oncor" (obor yang terbuat dari bambu dan kain, red) merupakan tradisi kuno di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Tradisi ini biasanya diadakan setiap perayaan hari besar Islam khusunya pada malam Idul Fitri dan Idul adha. Namun seiring perkembangan zaman, tradisi ini nyaris punah dan tak pernah diadakan lagi.

Namun tahun ini beberapa desa seperti yang ada di Kecamatan Bandar dan Kecamatan Wonotunggal, kembali menghidupkan tradisi nenek moyang tersebut. Dari pantauan GoNews.co, ada beberapa desa yang mulai melakukan pawai Oncor seperti Desa Pesalakan, Desa Bandar, Desa Maron, dan Desa Gringging Sari.

Di Desa Gringging Sari sendiri pawai Oncor atau takbir keliling menggunakan obor bambu ini sudah hampir belasan tahun ditiadakan. Namun dengan semangat mengembalikan tradisi dan syiar Islam, acara tersebut kembali digelar dalam rangka memperingati malam Idul Fitri 1437 H/2016.

Ketua Panitia Mustafid kepada GoNews.co menjelaskan, tradisi ini kembali digelar dengan melibatkan para remaja masjid serta anak-anak usia sekolah dari Madrasah Ibtidaiyah, serta beberapa kalangan orang tua.

"Setelah belasan tahun, kita berinisiatif untuk menghidupkan tradisi yang sudah hampir punah. Harapan kami kedepan acara serupa bisa dilaksanakan kembali dan bertambah meriah," harap Mustafid, Selasa (05/07/2016) malam.

Panitia lainya Khoiruddin juga menjelaskan, rute yang dipilih adalah mengelilingi kampung mulai dari Balai Desa Gringging Sari sampai ke beberapa dusun sekitar seperti Ujung Sari. "Karena kita melibatkan beberapa anak-anak maka dipilih rute yang terdekat. Disamping itu para peserta juga diwajibkan jalan kaki alias tidak boleh mengendarai kendaraan apapun termasuk roda dua," jelasnya.

Antusias masyarakat terlihat cukup banyak, terbukti ratusan peserta memenuhi jalanan di desa tersebut. Kata Khoiruddin, masyarakat antusias karena selain bertakbir keliling, acara juga ditutup dengan pesta kembang api di Lapangan Balai Desa Gringging Sari. (***)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/