Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
24 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
3
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
22 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
22 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
17 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
6
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
17 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Mi Aceh Populer di Qatar

Mi Aceh Populer di Qatar
Mi aceh [Foto Ist]
Selasa, 20 September 2016 10:03 WIB
JAKARTA - Masyarakat Serambi Mekah di Qatar disingkat dengan Masmeqar, jumlahnya cukup besar. Terkhusus di Kota Alkhor, terdapat komunitas Aceh yang bermukim di Qatar sejak dasawarsa '80-an membuat sajian dari Aceh cukup populer di Qatar.

Pejabat di Kedutaan Besar Indonesia di Doha, Boy Dharmawan, Selasa, mengatakan, komunitas Aceh yang diwadahi ormas Masmeqar turut aktif mendukung diplomasi ekonomi dan budaya di Qatar. "Mi aceh merupakan salah satu andalan sajian yang dipromosikan di Qatar," ujarnya.

Aceh punya beragam kuliner yang khas selain mi aceh juga ada ayam tangkap, kopi aceh, kuah pliekkuah asam keueung atau mi aceh.

Dikatakan dia mi aceh kaya akan bumbu dan rempah-rempah, mie ini pula yang menjadi salah satu alasan mengapa orang Aceh suka berkumpul di Qatar. Sajian mie aceh kerap dijadikan alat pemersatu diantara komunitas warga Aceh di Qatar. Mie aceh memang tersohor. Tapi, tak ada yang tahu persis bagaimana asal usulnya, ujarnya.

Dalam buku-buku sejarah Aceh, tak ditemukan asal mulanya mi aceh. Konon mi aceh berasal dari China. Aceh dan China memiliki hubungan sejarah sejak abad 13 Masehi. Mi yang berasal dari China lalu diolah dengan cita rasa Aceh. 

Sebelum 2000, istilah mi Aceh belum begitu dikenal. Yang ada hanyalah mi teupong dalam bahasa Aceh-nya, yang berarti mi tepung. Seiring berjalan waktu, sebutan mi aceh kian dikenal penikmat wisata kuliner. Kedatangan para pelancong baik domestik maupun internasional turut andil dalam mempromosikan mi Aceh. 

Semenjak musibah tsunami pada Desember 2004, mi aceh menjadi ikut terkenal, bahkan ke mancanegara. Untuk memudahkan bagi penyebutan atau mengidentikkan sisi Aceh-nya, akhirnya diberilah nama mi aceh.

Di kota Alkhor yang terletak 80 km dari ibu kota Qatar, Doha, terdapat beberapa ahli peramu mi aceh. Konon, masakan Jamarik Jalil yang paling kesohor. 

 
Setiap berkunjung ke Alkhor kurang nikmat kalau belum mencicipi mi Aceh ala Pak Kumis, Jamarik. Sebelum ke Qatar, Jamarik memiliki restauran mi aceh yang terkenal di Aceh. Keahliannya sudah turun temurun. 
 
Meski saat ini bekerja pada perusahaan migas, QatarGas, namun keahliannya tidak luntur. Jika tamu yang berkunjung, anda akan dihidangkan kuliner andalannya, mi aceh. 

Menurut Jamarik, mi aceh memiliki beragam rasa, seperti manis, asam, dan asin. Bumbu-bumbunya diracik dengan berbahan cabai merah bermutu tinggi, bawang putih, kemiri, ketumbar merica, jahe, dan rempah-rempah lainnya yang kemudian digiling halus sehingga berwarna merah.

Di Qatar, bahan-bahan dasar mie dapat diperoleh di supermarket Indonesia di Doha atau di kota Alkhor, yaitu Swalayan Source of Fortune milik pengusaha Aceh, Mahdi Musa. 
 
Swalayalan itu telah dibuka namun akan diresmikan Duta Besar Indonesia untuk Qatar, Marsekal Madya TNI (Purnawirawan) Muhammad Sidehabi, pada 25 September mendatang. Bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-40 hubungan diplomatik Indonesia-Qatar.    

Menurut Jamarik, proses memasak mi aceh cukup sederhana. Irisan bawang bombai, tomat, kol, dan tauge ditumis dengan minyak ditambahkan air secukupnya. Jika ingin membuat mi aceh rebus, air dilebihi sedikit dari takaran. 
 
"Jika ingin menambahkan udang, kepiting, cumi-cumi, atau telur, inilah saatnya campuran dilakukan," papar ahli kuliner yang juga mantan petinju nasional tersebut. 
 
Yang khas dari masakan Pak Jumarik adalah cita rasa mi yang selalu terjaga," ujar Said Malawi, karyawan migas, QatarGas, yang telah bermukim di Alkhor lebih dari dua dekade. 
 
"Mienya diracik tanpa bahan pengawet," ujar tokoh diaspora Indonesia di Qatar yang kerap rutin mencicipi kuliner sajian Jamarik. 

Editor:Kamal Usandi
Sumber:antaranews.com
Kategori:Aceh, GoNews Group, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/