Museum Aceh Pamerkan Naskah Kuno
Penulis: Hafiz Erzansyah
BANDA ACEH - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, melalui UPTD Museum Aceh yang bertempat di Kompleks Museum Aceh, Jalan Sultan Alaidin Mahmudsyah, Nomor 17, Banda Aceh, membuka pameran naskah kuno warisan intelektual Aceh, sejak Kamis kemarin hingga tiga bulan ke depan.
Kadisbudpar Aceh, Reza Fahlevi mengatakan, pameran naskah yang berlangsung selama tiga bulan ke depan ini bertujuan untuk memperkenalkan khazanah intelektual Aceh masa lalu, kepada masyarakat.
"Kita berharap dengan kegiatan ini akan menumbuhkan rasa cinta terhadap hasil karya intelektual Aceh terdahulu dan menstimulus generasi muda untuk menggali khazanah intelektual masa lalu," ujarnya, Minggu (25/9/2016) malam melalui rilis situs.
Ia menjelaskan, menurutnya masih banyak naskah kuno Aceh yang tersimpan di beberapa lembaga, baik dalam negeri dan luar negeri seperti di Belanda. "Museum tidak hanya lagi menjadi tempat barang antik. Namun, harus terus berupaya menjadi ikon dan tempat dimana pengunjung dapat merasakan suatu suasana berbeda dan menjadi sumber ilmu pengetahuan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Museum Aceh, Junaidah Hasnawati mengatakan, dalam pameran bertema 'Tempo Dulu Orang Aceh Pintar' ini, menampilkan naskah serta manuskrip hasil karya seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumatrani dan Nuruddin Ar-Raniry, dengan total 63 buah koleksi yang dipamerkan terdiri dari 48 buah naskah, baik Alquran dan 15 buah lukisan kaligrafi.
"Tempo Dulu Orang Aceh Pintar menjadi judul pameran temporer tahun ini. Pengambilan tema ini untuk menggambarkan kegemilangan Aceh tempo dulu dan tingginya peradaban serta pengetahuan yang dihasilkan orang Aceh," katanya.
Ia berharap, banyak masyarakat berkunjung ke museum untuk melihat karya-karya tersebut. "Kami berharap, baik pelajar maupun masyarakat umum Aceh mengunjungi pameran ini. Dimana ada sebuah naskah yang sangat langka yang akan ditampilkan, salah satunya yaitu tafsir Alquran tertua di Asia Tenggara karya Abdurrauf As Singkili, yang berjudul Tarjuman al Mustafid," pungkasnya.