Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
22 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
2
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
15 jam yang lalu
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
3
GM Temur Kuybakarov Jadi Korban Permainan 'Liar' GM Novendra
Olahraga
23 jam yang lalu
GM Temur Kuybakarov Jadi Korban Permainan Liar GM Novendra
4
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
Olahraga
15 jam yang lalu
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
5
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
2 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
6
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
2 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Home  /  Berita  /  Riau

Unri Teliti Potensi Bisnis Ikan Bakut Pelalawan karena Kaya Protein dan Bisa Dijadikan Obat Vitalitas di Singapura

Unri Teliti Potensi Bisnis Ikan Bakut Pelalawan karena Kaya Protein dan Bisa Dijadikan Obat Vitalitas di Singapura
Ir Eni Yulinda MP, peneliti bisnis ikan Bakut dari Unri
Senin, 17 Oktober 2016 10:16 WIB
PEKANBARU - Tim dosen Sosial Ekonomi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau (SEP FPIK Unri) saat ini tengah meneliti potensi bisnis ikan Bakut atau Betutu (Oxyeleotris marmorata) di Kabupaten Pelalawan. Ikan mahal berkualitas ekspor ini oleh nelayan setempat masih belum dilirik sebagai potensi bisnis yang menjanjikan.

Tim peneliti yang dipimpin Ir Eni Yulinda MP ini, Minggu (16/10) berada di pedesaan Kecamatan Bunut, menghimpun informasi dari para nelayan dan pedagang ikan Bakut. Tim terdiri dari Hazmi Arief SPi MSi, Ir Ridar Hendri MSi, didampingi penyuluh perikanan senior setempat, Syafrijum SPi.

Menurut Ir Eni Yulinda, survai ke sentra-sentra produksi ikan Bakut di Pelalawan sudah dimulai sejak pekan lalu, dan berlangsung hingga beberapa pekan ke depan. Ini disebabkan, kondisi sungai dan perairan umum di Pelalawan sebagai daerah tangkapan ikan Bakut, secara geografis, sangat luas. "Jadi butuh waktu agak lama," ujar Linda yang juga Ketua Jurusan SEP FPIK Unri itu.

Disebutkannya, dari data sementara, potensi produksi ikan Bakut di Pelalawan cukup tinggi. Namun, nelayan setempat masih 'mengajak-tirikan' hewan air yang mirip ikan gabus ini. Soalnya di tingkat lokal, ikan ini kurang laku di pasaran. Hanya dihargai Rp 20 ribu sekilo. Padahal di pasar luar negeri semacam Singapura, harganya bisa sepuluh kali lipat.

Menjawab pertanyaan, Ir Eni Yulinda MP mengatakan, ikan tersebut mahal karena memiliki kandungan protein yang tinggi. Dari beberapa literatur terpercaya, ikan Bakut dipercaya bisa membantu memulihkan kesehatan pasien pasca operasi. ''Bahkan ada pula yang meyakini ikan Bakut bisa membantu mendongkrak vitalitas kaum pria," ujarnya tersenyum. ***

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Umum, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/