Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
20 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
17 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
3
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
17 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
4
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
20 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
17 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
6
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
1 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Miris, Warga Blangkejeren Nyebrang Sungai Bergantung di Tali

Miris, Warga Blangkejeren Nyebrang Sungai Bergantung di Tali
Dua perempuan menyebrang sungai di Agusen, Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues menggunakan tali, Minggu (16/10/2016)
Selasa, 18 Oktober 2016 12:02 WIB
Penulis: Kamal Usandi
BLANGKEJEREN – Sangat miris memang, akibat jembatan tak kunjung dibangun, warga Gampong Agusen, Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, terpaksa bergantung di tali saat menyebrang sungai.

Salah seorang warga Kecamatan Blangkejeren, Adam kepada GoAceh, Selasa (18/10/2016) mengatakan, dia merupakan pekebun di sana. Hampir setiap hari dia ke kebun bersama keluarganya, dan terpaksa melintasi sungai tersebut dengan menggunakan tali, karena tidak ada jembatan.

"Paling tertantang ketika debit air sungai banyak, maka arus sungai pun menjadi deras, di sini lah pertaruhan untuk mencapai pinggir sungai dengan lebar sekitar 50 meter itu paling berdebar jantung," ucapnya.

Menurutnya, warga di sana umumnya adalah pekebun, saban hari harus menggais rezeki di kebun di seberang sungai. Belum lagi memawa pulang hasil kebun pada sore hari.

“Di seberang sungai adalah kebun warga Agusen. Mau tidak mau, warga harus ke sana, karena pergi ke berkebun, biarpun debit air sungai dalam kondisi banyak. Kami setiap hari puang pergi,” ujar Adam.

Setahu dia, program pembangunan jembatan telah dilakukan Pemerintah sejak 2012 lalu. Kala itu telah dibangun tiang di sisi sungai, namun hingga kini tidak ada kemajuan pembangunnya.

“Jembatannya kemarin sudah ada tali baja. Katanya mau dilanjutkan pembangunannya. Padahal tiang jembatan itu sudah dibangun sebelum Pilkada 2012 silam. Kami masyarakat berharap pemerintah segera menyelesaikan pembangunannya,” pinta Adam.

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/