Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
22 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
18 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
3
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
18 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
4
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
18 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
6
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
3 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Home  /  Berita  /  Umum

Potensi Intelektal Muda Muslim Terancam

Potensi Intelektal Muda Muslim Terancam
Rabu, 26 Oktober 2016 17:46 WIB
Penulis: Bambang Edi Susilo
MEDAN - Menurut Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) potensi intelektual muda muslim terancam. Sebagai wujud dari keprihatinan mereka, ratusan intelektual muda dari seluruh kampus di Medan Sumatera Utara dihadirkan dalam kongres mahasiswi Islam untuk peradaban II di Pendopo USU.

Dalam kongres ke-2 yang mengangkat tema “Reaktualisasi Peran Intelektual Muda untuk Mewujudkan Kembali Peradaban Islam”, MHTI serta merta melayangkan pernyataan sikap terhadap pembajakan hak-hak intelektual muda Indonesia.
 
Terdapat 3 poin penting yang dibahas, Pertama sistem kapitalisme telah terbukti menjadi penyebab krisis identitas pemuda muslim.

Kedua, arah pemberdayaan pemuda saat ini berorientasi memenuhi tuntutan pasar global hanya akan melanggengkan hegemoni rezim kapitalisme dan menghalangi penerapan sistem Islam yang mampu menjadi solusi tuntas.

Ketiga, hanya sistem khilafah yang berkomitmen penuh untuk menempatkan khilafah dalam posisi terhormatnya di masyarakat.
 
Menurut Asmaul Husna selaku ketua DPD I MHTI dalam sambutannya, mahasiswa dan mahasiswi sebagai intelektual muda di negeri mayoritas muslim ini telah kehilangan identitasnya.
 
“Kaum intelektual mati rasa dan kehilangan kepekaan sosial atas kesengsaraan, ketidakadilan dan kerusakan yang terjadi di masyarakat akibat penerapan sistem kapitalisme,” ungkap Asmaul Husna.
 
Alih-alih menjadi motor penggerak utama perbaikan masyarakat ke arah Islam, mereka justru terbelenggu oleh berbagai tuntutan akademis, pola pikir pragmatis, dan gaya hidup bertentangan dengan Islam.

Editor:Arif
Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/