Hujan Turun, Danau Toba Masih Surut
Rabu, 09 November 2016 11:05 WIB
Penulis: Jogi.S
Penulis: Jogi.S
SAMOSIR- Meski hujan sudah mulai turun membasahi Pulau Samosir, namun volume air Danau Toba tidak kunjung naik dan masih terlihat menyurut.
Surutnya air danau ini diprediksi karena musim kemarau yang berkepanjangan dan tinggginya aktivitas perusahaan pembuatan Aluminium yang menggunakan air Danau Toba untuk memutar mesin-mesin turbinnya.
Akibat kemarau yang berkepanjangan ini, para petani yang ada di Samosir banyak yang gagal panen karena tanaman tidak bisa tumbuh karena kekeringan.
Belum lama ini, masyarakat dari beberapa desa mengeluhkan kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten Samosir dalam menyediakan sarana pompa air. Akibatnya, beberapa tanaman nyaris mati dan terancam gagal panen.
Kepala Desa Parhorasan, Pangururan, Baja Sihotang menerangkan, tanaman kopi di ladang milik warganya sudah banyak yang mati akibat kemarau yang berkepanjangan.
"Kemarau dan musim kering sudah sangat menyedihkan, tanaman seperti kopi banyak yang mati dan padi nyaris gosong," katanya.
Diakui Baja, akibat kemarau yang berkepanjangan, beberapa warga tidak lagi menjual hasil panennya ke pasar-pasar tradisional seperti hari - hari sebelumnya, sehingga para petani memilih berpasrah di rumahnya dan tidak berbelanja lagi ke pasar.
Pantuan Gosumut, Rabu,(9/11/2016) di Pangururan, permukaan danau masih seperti hari-hari biasanya yakni surut sekitar puluhan meter dari garis pantai. Bahkan, aktivitas para warga seperti mandi serta mencuci baju dan piring harus berjalan kaki menjorok lebih dalam lagi ke arah danau.
"Masih saja surut, untuk mencuci baju dan piring saja kami harus jalan ke dalam," kata Sitanggang salah satu warga Buhit, Pangururan kepada Analisa.
Hal yang sama juga terlihat di Dermaga Simanindo menuju Tigaras. Para awak kapal pengangkut harus berjibaku mengangkat sepeda motor dari badan kapal, karena posisi kapal sudah berada di bawah dermaga.
Surutnya air danau ini diprediksi karena musim kemarau yang berkepanjangan dan tinggginya aktivitas perusahaan pembuatan Aluminium yang menggunakan air Danau Toba untuk memutar mesin-mesin turbinnya.
Akibat kemarau yang berkepanjangan ini, para petani yang ada di Samosir banyak yang gagal panen karena tanaman tidak bisa tumbuh karena kekeringan.
Belum lama ini, masyarakat dari beberapa desa mengeluhkan kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten Samosir dalam menyediakan sarana pompa air. Akibatnya, beberapa tanaman nyaris mati dan terancam gagal panen.
Kepala Desa Parhorasan, Pangururan, Baja Sihotang menerangkan, tanaman kopi di ladang milik warganya sudah banyak yang mati akibat kemarau yang berkepanjangan.
"Kemarau dan musim kering sudah sangat menyedihkan, tanaman seperti kopi banyak yang mati dan padi nyaris gosong," katanya.
Diakui Baja, akibat kemarau yang berkepanjangan, beberapa warga tidak lagi menjual hasil panennya ke pasar-pasar tradisional seperti hari - hari sebelumnya, sehingga para petani memilih berpasrah di rumahnya dan tidak berbelanja lagi ke pasar.