Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
Olahraga
15 jam yang lalu
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
2
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Olahraga
15 jam yang lalu
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pendidikan Karakter dan Keragaman Budaya untuk Kesejahteraan dan Perdamaian di Indonesia

Pendidikan Karakter dan Keragaman Budaya untuk Kesejahteraan dan Perdamaian di Indonesia
Pembicara kunci intercultural seminar 2016, Arief Rachman, Taufik Ismail, Melissa Liles.
Senin, 21 November 2016 23:50 WIB

Jakarta – AFS dan Bina Antarbudaya memandang pentingnya pendidikan karakter dan pemahaman antar budaya bagi masyarakat, khususnya generasi muda, dalam menyikapi tantangan sosial yang semakin kompleks di Indonesia. 

Dalam rangka puncak perayaan 60 tahun program pertukaran pelajar AFS di Indonesia dan 31 tahun berdirinya Bina Antarbudaya, sebuah Intercultural Seminar diselenggarakan dengan tema “Indonesian Education for Prosperity and Peace” di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta, Sabtu, (19/11/2016).

Saat ini dunia tengah menghadapi tantangan besar terkait toleransi dan keberagaman – seperti keberagaman budaya, agama, ketimpangan sosial, politik dan krisis ekonomi – di samping tantangan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.

Ketua Dewan Pengurus Bina Antarbudaya Asmir Agoes dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin bangsa yang dapat memberikan teladan baik, untuk dapat menjadi contoh bagi generasi muda. Korupsi yang merajalela, meningkatnya tekanan dan konflik di berbagai daerah merupakan cermin bahwa bangsa ini sedang menghadapi masalah masalah yang bersumber pada gagalnya pendidikan karakter.

“Untuk menuju bangsa yang cerdas budaya dapat dimulai lewat pendidikan karakter dan interkultural pada kalangan muda, yang merupakan generasi harapan bangsa,” katanya dalam Siaran Pers yang diterima GoRiaucom, Senin (21/11/2016).

Salah satu pendiri Bina Antarbudaya, Dr. Irid Agoes, menambahkan, untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks dewasa ini, perlu kembali fokus dan kritis melihat pendekatan pendidikan di Indonesia agar dapat mewujudkan aspirasi terbentuknya generasi yang memiliki hati nurani, nilai moral, dan prinsip, agar dapat berperan aktif dalam menjadikan dunia yang lebih baik.

Generasi ini perlu memiliki pemahaman antar budaya dan kemampuan berkomunikasi dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda, sehingga kelak dapat menjadi anggota masyarakat global yang kontributif.

Hal ini sejalan dengan fungsi pendidikan nasional di Indonesia, seperti tertulis di Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional, yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Seminar satu hari ini mengangkat tema-tema diskusi seperti Diversity (Keberagaman) dan Global Citizenship (Masyarakat Global), dan Independence (Kemandirian). Hadir sebagai pembicara kunci adalah Prof. Dr. Arief Rachman, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, dan Melissa Liles, Chief Education Officer AFS International.

“Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan karakter sangat penting dilakukan sebagai bekal bagi generasi muda agar lebih siap menghadapi tantangan yang akan datang di masa depan kelak. Semakin terintegrasinya dunia saat ini menuntut masyarakat Indonesia untuk mampu secara cepat dan tepat beradaptasi dengan beragam latar belakang budaya - dengan kata lain, memiliki kecerdasan budaya,” jelas Prof. Dr. Arief Rachman.

Salah satu visi AFS dan Bina Antarbudaya adalah untuk membangun generasi muda menjadi pemimpin masa depan yang mengangkat harkat, martabat, serta kesejahteraan manusia dan bangsa Indonesia. “Melalui seminar interkultural ini, AFS dan Bina Antarbudaya berharap dapat turut meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan karakter di Indonesia. Seminar ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi bangsa berupa rekomendasi tentang pembentukan karakter yang sejalan dengan kemampuan keberagaman dan pemahaman antar budaya,” imbuh Nina Nasution, Direktur Eksekutif Bina Antarbudaya.

Peserta seminar yang terdiri dari akademisi, guru, kepala sekolah, praktisi dan pakar pendidikan, institusi riset, perwakilan pemerintah, mitra korporasi, serta masyarakat pemerhati pendidikan. Mereka berkumpul, berdiskusi bersama, serta memperluas keterlibatan untuk terus mempromosikan pembangunan karakter dan kompetensi antar budaya.rls

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/