Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Olahraga
13 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
12 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
3
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
12 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
4
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Olahraga
12 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
5
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
12 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
6
Ketum PITA: Tiga Penghargaan Bappenas Bukti Kinerjanya Heru di DKI Moncer
Pemerintahan
13 jam yang lalu
Ketum PITA: Tiga Penghargaan Bappenas Bukti Kinerjanya Heru di DKI Moncer
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Kuansing Tekan Kasus DBD dengan Jumantik, Hasilnya...

Kuansing Tekan Kasus DBD dengan Jumantik, Hasilnya...
ilustrasi
Senin, 05 Desember 2016 18:03 WIB
Penulis: Wirman Susandi
TELUKKUANTAN - Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau kian gencar mensosialisasikan Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Targetnya, setiap rumah di Kuansing memiliki Jumantik yang akan bertugas melaporkan setiap jentik kepada koordinator.

Hal ini disampaikan Kepala Diskes Kuansing, dr. Reza Tjahyadi melalui Kabid PMK, dr. Detri Elvira kepada GoRiau.com, Senin (5/12/2016) siang di Telukkuantan.

Baca Juga: Diam-diam, Diskes Kuansing Periksa Takjil di Taman Jalur

"Jadi, setiap rumah ada anggota keluarga yang memantau jentik dan nanti melaporkan hasilnya ke koordinator," ujar Detri usai sosialisasi di Desa Tanjung Medang, Hulu Kuantan.

Baca Juga: Diskes Kuansing Dinilai Kurang Tanggap dengan Kabut Asap, Warga: Harusnya Malu dengan Daerah Lain

Dikatakan Detri, setidaknya ada sembilan desa yang endemik di Kuansing. Setelah adanya Jumantik, tidak ada lagi kasus DBD yang diderita warga.

Baca Juga: Bertahun-tahun Warga Kuansing Ini Derita Penyakit Aneh

"Untuk tahap awal, memang sembilan desa yang endemik tersebut. Ke depan, kita akan terus sosialisasikan sampai semua rumah ada Jumantiknya," papar Detri.

Ketika ada jentik, lanjut Detri, Jumantik akan melaporkan kepada koordinator. Kemudian, akan dilakukan gerakan 3M plus. Cara tersebut dinilai lebih ampuh atasi DBD bila dibandingkan dengan fogging.

"Buktinya, pada tahun 2015 ada 286 kasus dan pada tahun 2016, sampai hari ini ada 178 kasus. Artinya, terjadi penurunan yang sangat signifikan sejak adanya Jumantik ini," terang Detri.

Sebetulnya, kata Detri, program Jumantik sudah lama ada. Namun, baru diaktifkan beberapa waktu lalu. Sulitnya untuk melaksanakan program tersebut dikarenakan keterbatasan anggaran. *** #KUANSING

Kategori:Pemerintahan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/